TEMPO.CO, Jakarta - Survei lembaga Charta Politika Indonesia menyebut sebanyak 59,7 persen responden menginginkan agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan reshuffle kabinet. Salah satu faktor yang menyebabkan hal itu, diduga karena gap kepuasan terhadap kinerja kabinet dan Jokowi terpaut cukup jauh.
Dalam survei lembaga itu yang diadakan pada 4-12 November 2022, kepuasan terhadap Jokowi berada di angka 69,5 persen, sementara kabinet Jokowi di angka 60 persen.
"Artinya ada gap 9 persen yang menyebabkan pada pertanyaan reshuffle apakah perlu? Lalu sebanyak 59,7 menyatakan setuju," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat konferensi pers secara daring, Selasa, 29 November 2022.
Survei Charta Politika Indonesia ini digelar pada 4-12 November 2022 dengan melibatkan 1.220 koresponden dengan metode random sampling. Adapun memiliki margin of error survei ini sebesar 2,83 persen.
Menurut Yunarto, jarak kepuasan yang cukup jauh antara kinerja presiden dengan kabinetnya, harus menjadi catatan untuk Jokowi jika ingin berbicara tentang legacy dan kepuasan publik yang baik. Sebab, menurut Yunarto, kepuasan publik terhadap pemerintahan tidak serta merta tentang performa Jokowi saja.
"Tetapi image yang harus terbangun juga dari kabinetnya. Apa lagi ini memasuki tahun politik," kata Yunarto.
Adapun tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi sempat menyentuh angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM. Yunarto mengatakan tingkat kepuasan terhadap Jokowi kembali naik pada November 2022 menjadi 69,5 persen karena pemerintah dianggap berhasil mengendalikan inflasi pada.
Pada September 2022, Yunarto menyebut terjadi inflasi sebesar 1,17 persen, namun pada Oktober berubah menjadi deflasi 0,17 persen.
"Ditambah lagi spekulasi kegiatan positif seperti keberhasilan KTT G20," kata Yunarto.
Mengenai daerah di Indonesia yang paling menyatakan puas terhadap Jokowi, yakni Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali-NTB-NTT, dan Jawa Timur. Sementara daerah dengan tingkat kepuasan terendah ada di Sumatra, Papua Barat, dan Kalimantan.
Meski begitu, Yunarto menduga terjadi partisan attitude bias dalam survei ini.
"Jadi ada di daerah yang politiknya mendukung Jokowi, itu cenderung lebih mudah menyatakan kepuasannya dalam setiap situasi. Sementara daerah yang cenderung berseberangan dan Jokowi kalah dalam Pemilu 2014-2019, cenderung lebih mudah menyatakan ketidakkepuasannya," kata Yunarto.
M JULNIS FIRMANSYAH
Baca: Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen