INFO NASIONAL - Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan BW Digital bekerja sama mengembangkan dan membangun sistem kabel bawah laut Nongsa-Changi yang menghubungkan Batam dan Singapura untuk memenuhi permintaan konektivitas sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi digital di kawasan tersebut.
Sistem kabel Nongsa-Changi sepanjang 50 km ini terdiri dari minimal 24 pasang serat infrastruktur canggih, yang siap melayani permintaan pusat data di kedua lokasi. Penerapan sistem kabel berkapasitas tinggi ini juga diharapkan dapat menyediakan jalur komunikasi yang kuat dan andal, mendukung kebutuhan data intensif dari layanan digital, konektivitas data center to data center atau DC-to-DC, dan aplikasi Artificial Intelligence dengan kepadatan tinggi.
Baca juga:
Chief Executive Officer BW Digital, Ludovic Hutier mengatakan, memperluas aliansi strategis dengan Telin untuk menghadirkan kabel pertama yang menghubungkan langsung Singapura dan Nongsa Digital Park Batam merupakan langkah yang positif bagi perusahaan.
“Kabel Nongsa-Changi merupakan komponen kunci dari ekosistem digital yang kami bangun di NDP. Dengan pendaratan di depan pintu kampus pusat data, ini akan menyediakan operator DC dengan konektivitas yang sepenuhnya beragam dan aman, dan memungkinkan mereka untuk lebih lanjut mengatasi permintaan limpahan dari Singapura," ujarnya.
Chief Executive Officer Telin Budi Satria Dharma Purba, mengaku bangga pihaknya dapat melanjutkan kemitraan dengan BW Digital.
“Kerja sama ini memperluas kolaborasi kami dengan BW Digital untuk menghubungkan Indonesia dan Singapura melalui sistem kabel ICE Leg 2 dan meningkatkan konektivitas DC-to-DC serta memperkuat komitmen Telin untuk menyediakan solusi terdepan bagi pelanggan,” katanya.
BW Digital dan Telin berencana untuk membangun dan menerapkan sistem kabel bawah laut dengan fokus pada keunggulan teknis dan pertimbangan lingkungan. Sistem kabel bawah laut ini akan menghubungkan pusat data di Batam dan Singapura sehingga menciptakan koridor transfer data yang mulus dan efisien. Proyek ini ditargetkan siap beroperasi (RFS) pada kuartal keempat 2025. (*)