TEMPO.CO, Probolinggo - Sembilan dari 17 nelayan yang hilang asal Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sudah ditemukan. Mereka hilang setelah sebuah perahu slerek karam di perairan Paiton, perbatasan Kabupaten Probolinggo-Situbondo, Selasa, 24 Februari 2015.
"Sudah sembilan orang yang ditemukan selamat," kata Heri, anggota SAR Kabupaten Probolinggo yang ditugaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Probolinggo untuk ikut memberikan pertolongan.
Menurut Heri, dari sembilan nelayan yang sudah ditemukan selamat itu, satu orang sudah pulang ke rumahnya dan delapan lainnya dibawa ke Rumah Sakit Besuki. "Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian," ujar Heri.
Seperti diberitakan, perahu nelayan yang mengangkut 17 anak buah kapal karam di perairan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa, 24 Februari 2015, sekitar pukul 01.00 WIB.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo dari warga di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, perahu itu karam akibat diterjang gelombang di lepas Pantai Utara Jawa.
"Kapal yang karam itu kapal slerek," tutur Salim, warga Desa Binor, Selasa, 24 Februari 2015. Kapal slerek ini mengangkut 17 nelayan dari Kecamatan Besuki.
Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo Dwijoko mengaku mendapat informasi dari Satuan Kepolisian Air dan Udara Polda Jawa Timur terkait dengan kapal yang karam di wilayah perbatasan Probolinggo-Situbondo ini.
Meski bukan menjadi ranah BPBD Probolinggo, Dwijoko mengatakan pihaknya akan ke lapangan untuk memantau situasi. ”Karena alasan kemanusiaan, kami juga akan melakukan pertolongan," ucapnya.
Kapal bernama lambung “Harmoni” itu berangkat pada Senin, 23 Februari 2015, pukul 22.00 WIB. Ternyata cuaca sedang buruk, dan kapal tenggelam setelah diterjang ombak tinggi sekitar 6 mil dari perairan Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo. “Mereka akan mencari ikan di Probolinggo,” kata Kepala BPBD Kabupaten Situbondo, Zainul Arifin, Selasa, 24 Februari 2015.
DAVID PRIYASIDHARTA | IKA NINGTYAS