TEMPO.CO, Jakarta - Eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku tak tahu soal tenggat waktu dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mencari koalisi di Pilgub DKI Jakarta 2024. Pernyataan itu Anies sampaikan kepada Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS DKI Jakarta Khoirudin melalui pesan suara yang kemudian bocor ke media sosial.
Juru bicara Anies, Angga Putra Fidrian, membenarkan pesan suara itu memang dikirimkan Anies kepada Khoirudin. “Betul, itu adalah voice note yang dikirim Pak Anies ke Ustad Khoirudin secara private,” kata Angga melalui pesan singkat pada Senin, 12 Agustus 2024.
Namun, Angga mengatakan tak tahu siapa yang membocorkan pesan tersebut ke media sosial.
Dalam pesan suara itu, Anies mengatakan terkejut dengan pernyataan Juru Bicara PKS Muhammad Kholid soal batas waktu baginya mencari koalisi di Pilgub DKI Jakarta 2024. Kholid sebelumnya berkata PKS memiliki deadline 40 hari sejak pengumuman duet Anies dan Muhamamad Sohibul Iman (MSI), kader PKS, untuk memastikan keduanya bisa berlaga di Pilgub. Tenggat waktu itu, kata Kholid, jatuh pada 4 Agustus lalu.
“Saya kaget saja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline mencari partai lain,” kata Anies kepada Khoirudin dalam pesan suara itu. Anies berujar dirinya kaget karena tenggat waktu itu tidak pernah dibahas dengan dirinya. “Dan setahu saya memang tidak pernah ada deadline soal SK (dukungan) dari partai lain.”
Menurut Anies, yang ada adalah permintaan agar dirinya menyetujui Sohibul Iman sebagai pasangan di Pilgub Jakarta 2024. Anies berujar dia diminta PKS untuk memberi persetujuan soal Sohibul sebagai pendampingnya sebelum tanggal 4 Agustus.
Anies mengatakan persetujuan itu sudah dia sampaikan ke PKS sebelum tanggal tersebut. “Yang ada adalah soal apakah setuju dengan Pak MSI sebagai pasangan dan itu juga seperti saya bilang tadi ya Pak, sudah disampaikan 31 Juli, 4 hari lebih awal dari yang diminta,” ucap Anies.
Persetujuan itu, kata Anies, dia sampaikan langsung kepada Presiden PKS Ahmad Syaikhu ketika keduanya bertemu pada 31 Juli. Anies mengaku telah menemui Sohibul Iman sehari sebelumnya, yaitu pada 30 Juli, untuk membicarakan rencana mereka di Pilkada dan masalah-masalah Jakarta.
Menurut Anies, dirinya masih terus berkomunikasi dengan partai-partai lain soal pengusungan dirinya di Pilgub Jakarta 2024. Selama ini, dia sudah menyampaikan bahwa dia sudah menerima calon wakil gubernur dari PKS. “Dan kita bersiap-siap untuk bersama-sama memastikan langkah untuk maju bersama,” ujarnya
Di sisi lain, Anies mengatakan dirinya menghormati dinamika yang ada di setiap partai dan keputusan yang dibuat pimpinan mereka. “Jadi kita tahu ada partai yang bisa mengumumkan awal dan cepat, tapi ada juga partai yang belum bisa mengumumkan awal dan cepat,” kata dia.
Anies pun meminta PKS agar tak saling berbantahan di muka umum. Sebab, kata Anies, mereka adalah teman seperjuangan yang bisa saling berbicara dengan baik-baik, bahkan ketika ada perbedaan.
Anies menyampaikan harapannya agar bisa terus berjuang bersama PKS mencari koalisi hingga batas pendaftaran peserta Pilkada, yaitu 27-29 Agustus 2024. “Agar Bismillah berlayar dan mudah-mudahan kita bisa tuntaskan apa yang waktu itu kita bahas dengan teman-teman DPW, para anggota legislatif tentang hal-hal yang harus dilakukan di Jakarta,” ujar Anies.
“Jadi itu Pak, Bismillah, hari-hari ini, sekarang hari Jumat nih, hari Jumat, tanggal 9. Insya Allah 20-an hari lagi kita bisa sama-sama menjemput proses awal untuk Pilkada Jakarta,” kata Anies kepada Khoirudin.
Khoirudin merespons pesan suara Anies yang bocor tersebut. Menurut dia, tenggat waktu 4 Agustus bukanlah soal persetujuan Anies terhadap Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur.
“Melainkan keberhasilan Pak Anies untuk mendapatkan kepastian tambahan dukungan dari partai lain, seperti NasDem atau PKB,” kata Khoirudin dalam pesan suara yang ditujukan kepada Anies, Senin, 12 Agustus 2024. Tim Humas PKS telah memberi izin pengutipan pesan suara tersebut.
Pilihan Editor: Buntut PKS Beri Sinyal Gabung KIM dan Tinggalkan Anies di Pilgub Jakarta