Sejak masih muda, Azwar dikenal aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama. Dia pernah menjadi Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama pada 2000-2003.
Azwar awalnya merupakan politikus Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Dia tercatat pernah menjadi Anggota DPR RI periode 2004-2009 dari Fraksi Kebangkitan Bangsa.
Setelah lengser dari DPR, dia pun maju sebagai Bupati Banyuwangi, berpasangan dengan Yusuf Widyatmoko yang saat itu menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Banyuwangi.
Keduanya dianggap sukses memimpin Banyuwangi mencuri perhatian dunia dengan menggelar berbagai event mulai dari Banyuwangi Ethno Carnival, Banyuwangi Jazz Festival, Tour de Ijen, yang dikemas dalam perayaan Banyuwangi Festival. Dia memimpin Banyuwangi dalam dua periode hingga 2021.
Alhasil, Banyuwangi pernah ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif oleh Kementerian Dalam Negeri. Banyuwangi juga menjadi kabupaten pertama di Indonesia yang meraih nilai A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP).
Lengser dari posisi Bupati, Azwar mengusung istrinya, Ipuk Fiestandani, sebagai penerus. Ipuk yang maju bersama pengusaaha Sugirah memenangkan pertarungan melawan pasangan Yusuf Widyatmoko dan Muhammad Riza Aziziy.
Skandal Foto Syur
Azwar sempat disebut sebagai salah satu calon wakil gubernur Jawa Timur untuk mendampingi Saifullah Yusuf alias Gus Ipul pada Pilkada 2018. Belakangan, dia memilih mundur dan tak mencalonkan diri.
Salah satu penyebab mundurnya Azwar itu adalah beredarnya foto mesum seorang pria mirip dirinya bersama seorang perempuan. Azwar khawatir masalah tersebut justru menjadi beban bagi pencalonan Gus Ipul.
"Saya tidak ingin menjadi beban," kata Azwar saat itu.
Dia menyatakan bahwa beredarnya foto mesum tersebut merupakan kampanye hitam untuk membunuh karakternya. Sayangnya kasus ini tak ditindaklanjuti setelah pihak Azwar dan PDIP tak membuat laporan ke polisi.
Azwar Anas lantas ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) pada Januari 2022. Nama Azwar juga sempat masuk ke dalam bursa Kepala Otorita IKN. Jokowi menyatakan bahwa Azwar menjadi kandidat bersama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, mantan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tumiyana dan mantan Menristek Bambang Brodjonegoro. Akan tetapi Jokowi akhirnya memilih Bambang Susantono untuk menduduki posisi itu.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.