TEMPO.CO, Jakarta - Sidang terbuka promosi doktor Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan peserta Said Romadlan menunjukkan jika Pancasila adalah pilihan terbaik bagi Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Hal itu tertuang dalam salah satu kesimpulan disertasi Said yang berjudul “Diskursus Gerakan Radikalisme dalam Organisasi Islam (Studi Hermeneutika pada Organisasi Islam Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama tentang Dasar Negara, Jihad, dan Toleransi)".
Menurut Said, Pancasila menjadi pilihan terbaik bagi dua organisasi Islam itu karena merupakan hasil perjanjian seluruh elemen bangsa. Dalam pemahaman Muhammadiyah, Pancasila adalah darul ahdi wa syahadah (Negara Konsensus dan Kesaksian). Sedangkan NU memahami Pancasila sebagai mu’ahadah wathaniyah (Kesepakatan Kebangsaan).
"Peneguhan sikap Muhammadiyah dan NU mengenai Pancasila tersebut sekaligus menjadi kritik dan perlawanan atas upaya-upaya kelompok tertentu untuk mengganti dan mengubah Pancasila sebagai ideologi bangsa," kata Said dalam siaran pers UI, Selasa, 28 Juli 2020.
Ia menjelaskan sikap NU dan Muhammadiyah atas Pancasila sebagai pilihan terbaik hasil penafsiran ayat Al-Qur’an dan refleksi kedua organisasi Islam terbesar Indonesia tersebut atas Pancasila. Muhammadiyah, kata Said, merujuk pada Al-Qur'an Surat Saba ayat 15, frasa “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur”, yang artinya: “sebuah negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah Swt”. "Kalimat tersebut oleh Muhammadiyah ditafsirkan sebagai Negara Pancasila," tuturnya.
Sedangkan NU mengacu pada Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30: “khalifah fil ardhi”. "'Khalifah' ditafsirkan NU sebagai melaksanakan amanat Allah melalui NKRI dan Pancasila," ucap Said.
Said berujar Pancasila sebagai pilihan terbaik dalam pandangan NU dan Muhammadiyah lahir melalui proses refleksi keduanya atas sejarah kelahiran Pancasila. Pasalnya tokoh-tokoh Muhammadiyah dan NU terlibat langsung dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara.
Secara kontekstual, peneguhan sikap Muhammadiyah dan NU atas Pancasila merupakan perlawanan kedua organisasi Islam ini terhadap upaya-upaya kelompok tertentu yang hendak mengganti dan mengubah Pancasila.
Melalui disertasinya itu, Said dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Adapun tim promotor sidang ini terdiri dari Ibnu Hamad (Promotor) dan Effendi Gazali (Kopromotor).
AHMAD FAIZ