TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan hal berbeda mengenai pertemuan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kendati kedua tokoh yang bertemu mengaku tak ada pembicaraan politik, Hinca menuturkan pertemuan itu pada dasarnya sudah bersifat politis.
"Yang disampaikan Pak SBY dan Pak JK kita sudah dengar. Tapi, kalau dari kami-kami ini yang di politik, mana ada pertemuan yang tidak memperbincangkan politik," ucap Hinca di kantor DPP Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Juni 2018.
Baca:
Partai Demokrat: PDIP Dalang Ketidaknetralan...
Polisi Bantah Partai Demokrat Soal Polri Tak...
SBY dan JK bertemu pada Senin malam, 25 Juni 2018. JK dan istrinya, Mufidah Kalla, menyambangi rumah SBY di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan. SBY dan JK mengaku tidak ada pembicaraan politik dalam pertemuan itu.
Namun jajaran pengurus Partai Demokrat mengatakan hal berbeda. Keesokan harinya seusai pertemuan, Selasa, 26 Juni 2018, Hinca menyampaikan keterangan tertulis tentang pertemuan SBY dengan JK.
Dalam rilis itu, Hinca menyatakan pertemuan itu sekaligus membuka peluang koalisi Demokrat dengan Partai Golongan Karya serta menjajaki kemungkinan mengusung JK sebagai calon presiden berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono.
Baca: Angket M. Iriawan, Demokrat: Silakan jika PDIP...
Di Istana Wakil Presiden, JK lagi-lagi menyanggah ada pembicaraan politik. Dia menuturkan pertemuan itu hanya silaturahmi Idul Fitri dengan Presiden RI keenam itu. Sebelum bertemu dengan SBY, JK memang mengunjungi Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie.
Hinca memuji kunjungan-kunjungan yang dilakukan JK. Menurut dia, JK tengah memainkan politik manis. "Ini menarik, saya kira Pak JK memainkan politik yang manis sekali," ujar Hinca.
Baca: Bersama Golkar, Partai Demokrat Bicarakan...
Hinca tak menampik gagasan memasangkan JK dengan AHY menguat di internal partainya. Dia menuturkan akan membiarkan diskusi perihal itu bergulir. "Kalau ada yang mengawin-ngawinkan JK-AHY, JK-AHY, kami juga tak mungkin menolak itu. Biarkan diskusi berjalan."
Hinca mengatakan duet JK-AHY muncul dalam polling internal partai saat membahas kandidat calon presiden dan wakil presiden 2019. Sebelumnya, Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan ada nama-nama lain yang masuk radar partai, yakni Joko Widodo, Prabowo Subianto, Gatot Nurmantyo, dan Chairul Tanjung. Hinca hanya tertawa saat ditanya, apakah opsi JK-AHY menempati posisi teratas dalam polling internal partai.