TEMPO.CO, Semarang– Status tersangka yang disandang Gubernur Akademi Kepolisian Inspektur Jenderal Djoko Susilo mulai berimbas pada aktivitas sekolah polisi itu. Sejumlah agen penting terancam batal. Djoko absen memimpin upacara pembukaan sebuah acara di kompleks Akpol, Rabu 1 Agustus 2012.
Kegiatan yang mestinya dipimpin Djoko adalah pembukaan Pendidikan Dasar Bhayangkara Taruna Detasemen 47 Satryo Pambudi Luhur 2012. Acara berlangsung di lapangan Akademi Kepolisian Candi, Gajah Mungkur, Kota Semarang ini, pimpinan upacara digantikan Wakil Gubernur Akademi Kepolisian, Brigadir Jenderal Bambang Usadi.
"Pak Gubernur sedang ada kegiatan lain. Beliau berhalangan hadir karena ke Jakarta," kata Bambang tanpa bersedia menjelaskan keperluan Djoko ke Jakarta. Selama ini, kata dia, sudah menjadi tradisi jika pimpinan berhalangan digantikan wakilnya. ”Upacara tetap berjalan lancar."
Selasa lalu, Djoko masih berkantor. Menjelang siang, dia tiba-tiba meninggalkan kompleks Akpol usai menerima tamu dari Dinas Pariwisata Kota Semarang. Saat hendak dikonfirmasi mengenai kasus yang membelitnya, Djoko enggan menjawab. “Nanti saja,” kata dia.
Djoko ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat uji surat izin mengemudi. Kelak dia akan sering berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi yang menjeratnya. Di internal Akpol, status tersebut dirasakan akan mengancam keberlangsungan sejumlah agenda. "Ada banyak sekali kegiatan di Akpol yang terancam batal. Kami menunggu perkembangan," ujar salah satu pengajar yang tidak mau namanya disebut.
Sumber Tempo itu menjelaskan, salah satu agenda yang dipastikan batal adalah kunjungan Djoko ke Mesir. Sebab, selain menjadi tersangka, Djoko juga dicegah ke luar negeri. Agenda mantan Kepala Korps Lalu Lintas bertandang ke Mesir terkait dengan pengenalan Akpol sebagai Center of Excellence and World Class Police Academy.
Direktur Pembinaan Taruna dan Latihan Akpol, Komisaris Besar Edy Sunarijanto Setjo, mengatakan tidak semua agenda di lembaganya batal. Meski pimpinan tersandung kasus, kata dia, proses pendidikan tak akan berhenti. “Struktur dan sistem di sini sudah berjalan,” ujar Edy. “Aktivitas tetap berjalan sesuai yang direncanakan.”
ROFIUDDIN | ISTMAN MP
Berita lain:
Lika-liku Kasus Simulator SIM Versi Polisi (IV)
Djoko Susilo ''Menghilang''
Polisi Dinilai Hambat Tugas KPK
Pelapor Korupsi Simulator SIM Siap Buka-bukaan
Djoko Susilo Sudah Dicegah ke Luar Negeri
24 Jam Lebih, Petugas KPK Tertahan di Korlantas