Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pidato Lengkap Said Aqil di Harlah Muslimat NU ke-73

image-gnews
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara Solidaritas Lintas Agama untuk Kemanusiaan di Kantor PBNU, Jakarta, 15 Desember 2017. Di kesempatan itu, tokoh lintas agama membaca secara bergantian butir-butir sikap solidaritas yang telah disepakati. Magang-TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara Solidaritas Lintas Agama untuk Kemanusiaan di Kantor PBNU, Jakarta, 15 Desember 2017. Di kesempatan itu, tokoh lintas agama membaca secara bergantian butir-butir sikap solidaritas yang telah disepakati. Magang-TEMPO/ Naufal Dwihimawan Adjiditho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pidato Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dalam acara peringatan Hari Lahir (Harlah) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ke-73 pada Ahad, 27 Januari 2019, menuai polemik. Dalam pidatonya itu, Said Aqil menuturkan tokoh-tokoh agama di Indonesia, mulai dari imam masjid hingga pengurus KUA (Kantor Urusan Agama), harus diisi dari NU.

Baca: Kata Ketua Umum Muhammadiyah Soal Pernyataan Said Aqil

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, misalnya, merespons pernyataan Said Aqil melalui siaran pers. Dalam siaran pers itu, Anwar menilai ucapan Said Aqil menjadi ancaman untuk persatuan umat Islam. Ia juga meminta Said Aqil agar mencabut ucapannya.

“Kalau ini juga menjadi sikap NU, maka negeri ini akan ada dalam bahaya. Untuk itu saya meminta Said Aqil Siradj untuk menarik ucapannya agar negeri ini tidak rusuh. Karena ucapan tersebut jelas-jelas sangat mengancam persatuan dan kesatuan umat,” tulis Anwar Abbas dalam siaran persnya itu, Minggu, 27 Januari 2019.

Wakil presiden Jusuf Kalla atau JK juga menilai pernyataan Said Aqil kurang tepat. Dalam hukum Islam, kata JK, tokoh agama seperti imam dan khatib dipilih karena kompetensinya. Menurut JK, kemampuan seseorang tidak dibatasi oleh organisasi apa pun. “Jadi ya kurang tepat kalau dilakukan dalam skala organisasi, tapi (dilakukan oleh) siapa yang mampu," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa, 29 Januari 2019.

Baca: Dikritik MUI, Said Aqil: Saya atau NU Bukan Bawahan Majelis Ulama

Berikut isi pidato lengkap Said Aqil Siradj dalam acara Harlah Muslimat NU ke-73 tersebut:

Yang saya muliakan, Bapak Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Iriana Joko Widodo ‘ajahulllah, Presiden Republik Indonesia tahun 2019-2024.

Para menteri Kabinet Kerja yang hadir. Yang saya hormati almukaramah as-sayidah Ibu Abdurrahman Wahid, Ibu Sinta Nuriyah athalallahu baqaaha, panjang umur fi sihatin daimah.

Ketua umum Muslimat NU, Gubernur Jawa Timur, Calon Presiden RI tahun 24-34 Ibu hajah Khofifah Indar Parawansa athalallahu baqaaha dzukhran lana wa liummah.

Wakil Ketua Umum PBNU Profesor Doktor KH. Maksoem Mahfoedz, Sekjen PBNU bodolan menteri doktor Helmy, Rais Aam Hadratussyekh KH Miftahul Akhyar a’ajahullah, Wakil Ketua Umum PBNU, Sekjen PBNU dan rekan-rekan Pengurus PBNU dan Pimpinan Muslimat, terutama Ketua Panitia Mbak Yenny Abdurrahman Wahid. Saya senang menyebutnya Yenny Abdurrahman Wahid Hasyim, Wahid, Hasyim Asya’ri Wahid

Dan juga yang saya hormati, ini yang tersayang ini, Ibu Hajjah Nurhayati, istri saya sendiri, yang tersayang.

Para pimpinan badan otonom NU, Fatayat, Ansor, Pagar Nusa, Pergunu, Jam’iyyatul Qurra wal Huffaz, Jam’iyyah Mu’tabarah an-Nadhliyah, ISNU, Ali Masykur, Sarbumsui, IPNU, IPPNU, para anggota DPR, para habaib, ashabul ma’ahid, ashabut turuqi sufiyah, para pimpinan Muslimat tingkat wilayah dan cabang ‘aajakumullah.

Alhamdulillah pagi hari ini saya atas nama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bersyukur kepada Allah dan bangga atas terlaksananya, terselenggaranya Harlah Muslimat NU yang ke-73. Dengan hadirnya kurang lebih seratus ribu, bahkan lebihya , seratus ribu Muslimat di Gelora Bung Karno ini. Yang dimulai sejak tadi malam jam 3 pagi dengan khatmil Qur’an, tahajud, munajat, istighotsah. Kalau munajah doa sendiri-sendiri, kalau istighotsah doa rame-rame. Kemudian shalat subuh yang dipimpin oleh Ketua Umum Pergunu KH Asep Abdul Halim.

Bapak Ibu sekalian, di Qur’an, Al-Qur’an, perintah kepada Nabi Muhammad agar membentuk organisasi, namanya umat. Umat apakah yang diperintah oleh Al-Qur’an? Mohon maaf, di dalam Qur’an tidak ada penjelasan yang namanya umat Islam, tidak ada. Silakan yang hafiz Qur’an cari, ada nggak Qur’an umatan Islam? Nggak ada.

Yang ada wa kadzalika ja'alnakum ummatan wasathan, yang ada ‘Muhammad, kamu harus membentuk organisasi namanya umat, ummatan washatan, umat yang keren, umat yang berperan, umat yang berkualitas,’

Muslimat keren tidak? (bertanya pada hadirin)

Hebat tidak?

Berperan?

Supaya apa keren wasahatan? Agar litakunu syuhada'a 'ala an-naas, agar berperan di tengah-tengah masyarakat. Syuhada itu berperan, peran apa? Terus tanya terus. Peran apa? Syuhudan diniyyan, peran agama.

Harus kita pegang imam masjid, khatib-khatib, KUA-KUA, pak Menteri Agama (menyapa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin), harus dari NU. Kalau dipegang selain NU, salah semua nanti, banyak bid’ah. Nanti kalau selain NU, ini bid’ah ini, tari-tari sufi ini bid’ah nanti.

Syuhudan diniyyan, peran agama. Majelis ta’lim, pesantren, madrasah diniyah, taman Al-Qur’an, taman kanak-kanak al-Qur’an, itu artinya kita berperan syuhudan diniyyan. Syuhudan, syuhudan tsaqafiyyan, peran akhlak, peran budaya, peran peradaban.

Berperan belum kita dalam akhlaqul karimah?

Muslimat akhlaknya baik semua? Tak tanya (saya bertanya), jawab lah

Muslimat akhlaknya baik semua?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada yang jelek satu, dua, tiga, sepuluh, dua puluh, tiga puluh.

Semuanya baik-baik. Itu namanya peran tsaqafiyan.

Syuhudan hadlariyan, peran ekonomi, peran kesejahteraan, peran kesehatan, peran sosial, peran kemasyarakatan. Sudah berperan? Muslimat sudah berperan kesehatan? Koperasi-koperasi? Bisnis perdagangan?

Yang belum satu, dengarkan, dengarkan, syuhudan siyasiyan, peran politik. Maka tahun 2019 harus menang. Supaya NU berperan syuhudan siyasiyan, syuhudan siyasiyan, Alhamdulillah paham.

Terutama ibu-ibu, terutama. Di dalam Al-Qur’an, tidak ada surat yang istimewa, kecuali yang hebat surat An-Nisa, surat perempuan. Tidak ada surat Ar-Rijal, laki-laki nggak ada. Pokoknya laki-laki kalah pokoknya.

Yang syahid pertama demi agama Islam, demi mempertahankan iman, perempuan, namanya Sumayyah, yang dibunuh oleh Abu Jahal. Setelah itu baru suaminya, Yasir. Ammar, anaknya, pura-pura murtad, tapi kemudian lapor kepada Rasulullah ‘tadi saya pura-pura murtad’. Tidak apa-apa. Ayat Al-Qur’an turun, illa man ukriha wa qalbu mutmainnun bil iman, kalau kepaksa, pura-pura ikut kafir, dalam hati iman, enggak apa-apa. Ini dipakai qiyas oleh para kiai yang tanda tangan Golkar tahun 1971. Golkar dulu, bukan Golkar sekarang. Kepaksa takut nggak apa-apa. Illa man ukriha wa qalbu mutmainnun bil iman.

Malah suatu ketika, ini suatu ketika, ada sahabat mau sowan datang ke khalifah Amirul Mukminin Umar Ibnul Khatab, khalifah yang adil, tegas, tanpa kompromi. Datang ke pintu, nyampe ke pintu mendengar istrinya sedang ngomel sama Khalifah Umar, suaminya. Segera orang itu balik lagi. Sayidina umar tahu ‘Eh, eh, ada apa, ada apa, kamu orang bertamu enggak jadi?’ Jawabnya ‘Pak Khalifah yang terhormat, saya ke sini mau mengadu istri saya galak, tapi tadi ketika saya nyampe pintu saya dengar istri panjenengan juga lebih galak dan Sayidina Umar kalah, diem aja’.

Apa jawab Sayidina Umar? Ada hadits Rasulullah yang mengatakan ushikum bitaqwallah, ittaqullahaa fin nisa, fainnahuna awanun fi aydikum akhadtumuhunna bi amanatillah istakhrajtum furujahunna bikalimatillah. Ada hadits yang menegaskan, kata Rasulullah ‘saya pesan, saya wasiatkan, saya pesan, jagalah, hormatillah sayangilah istri-istrimu’. Wah luar biasa ini, enggak ada hadits sayangilah suamimu, ngga ada itu. Iri juga suami ini. Khairukum khairukum linisaikum wa ana khairikum linisaikum, sebaik-baik suami adalah suami yang sayang istri. Saya, kata rasulullah, ‘saya suami yang paling baik dengan istri’.

Oleh karena itu, saya sendiri contohnya, ini mohon maaf, kalau dari luar, di luar, saya profesor, doktor, kiai haji, ketua umum, orang cium tangan semua. Masuk ke rumah, istri marah-marah, ambrol semua profesor doktor, rontok semua profesor doktor, betul. Mudah-mudahan bapak presiden tidak, mudah-mudahan, ketoke (kelihatannya) enggak, beda-beda dikitlah.

Oleh karena itu ibu-ibu, ini bercanda, ibu-ibu pesan dua saja. Satu, tadi udah disinggung mbak Yenny dan disinggung oleh bu Khofifah, tawasuth dan tasamuh, moderat. Sikap kita harus moderat, tidak boleh ekstrem, tidak boleh radikal, apalagi terorisme. Jaga anak-anak, mantu, cucu, jangan sampai, terprovokasi dengan atas nama agama kemudian bertindak radikal ekstrem, apalagi sampai menjadi teroris. Jaga anak cucu ya bu ya? Tapi menjaga tawasuth, harus cerdas, harus berpendidikan. Orang tawasuth mesti orang cerdas. Orang tidak tawasuth, tidak cerdas. Gitu aja gampang.

Yang kedua, tasamuh, toleran. Jaga anak cucu ibu agar menjadi orang yang toleran menghormati kebhinekaan, menghargai perbedaan, menghargai agama lain, suku lain, kelompok lain, gitu bu, ya. Anak cucu itu harus diarahkan. Kita sering melihat bapak ibunya orang NU, anaknya tidak kenal NU. Banyak itu, ada. Mudah-mudahan yang ada di sini semua, anak cucunya tawasuth tasamuh, Nahdliyin semua, Insya Allah nanti akan khusnul khatimah.

Menjadi santrinya Mbah Hasyim Asy’ari, masuk sorga bersama beliau.

KH Hasyim Asy’ari itu seperti masinis. Bawa kereta api yang di gerbong depan, yang bagus, para ulama, para habaib, para kiai. Kita-kita ini di gerbong belakang dengan beras, bawang, ayam, tapi kebawa, kebawa Kiai Hasyim Asy’ari, mau tidak?

Di gerbong belakang?

Campur ayam?

Campur dedak?

Nanti saya di situ. Saya di situ nanti. Saya di gerbong belakang bersama ayam, bawang, terasi gak papa, asal kebawa Kiai Hasyim Asy’ari, masuk sorga bersama.

Apalagi umur saya sudah 66 tahun. Kenyang makan, kenyang tidur, kenyang naik Merci, naik Alphard, pesawat, kenyang berpakaian sutra dan wol, kenyang tidur dengan istri. Tinggal satu, tinggal satu yang saya inginkan, khusnul khatimah.

Barangkali saya berdiri di hadapan ibu Muslimat, ini yang terakhir, tahun 2020 muktamar NU, saya tidak akan mencalonkan diri. Silakan yang lain siapa pun, saya tidak punya calon, siapa pun kader NU mencalonkan diri untuk menjadi ketua umum, monggo, pada Agustus tahun 2020.

Tapi saya tetap aktif di NU, jangan khawatir gitu ya. Mari kita jaga NKRI, mari kita jaga Pancasila, mari kita jaga budaya, karakter, akhlaqul karimah, inilah islam Nusantara, Islam yang santun, Islam yang ramah, Islam yang menghormati budaya, Islam yang berkarakter, berintegritas, itulah Islam Nusantara. Bukan mazhab, bukan aliran, tapi khasaihs, mumayyizat, tipologi Islam, masyarakat Islam Nusantara.

Selamat berharlah Muslimat ke-73, mudah-mudahan ke depan semakin kuat, semakin berperan, berkualitas. Amin.

Terima kasih kepada Bapak Presiden dengan ibu yang hadir di tengah-tengah kita, dan alhamdulillah begitu Presiden hadir, hujan berhenti. Ini pawangnya hebat.

Baca juga: Saat Said Aqil Sebut Imam Masjid dan Menteri Agama Harus dari NU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

13 jam lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU


Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

2 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo (tengah) didampingi Hakim Konstitusi Saldi Isra (kiri) dan Arief Hidayat (kanan) memimpin jalannya sidang putusan perselisihan hasil Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak seluruh permohonan yang diajukan capres-cawapres nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, serta capres-cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang diajukan dalam sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Presiden 2024. ANTARA/M Risyal Hidayat
Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.


PBNU Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Tim Pembela Capres-Cawapres terpilih nomor urut 3 Prabowo-Gibran memberikan keterangan pada media usai sidang putusan gugatan pilpres 2024 di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Dari keterangan Yusril Ihza Mahendra keputusan MK telah tepat karena tidak ada bukti baik dari keterangan saksi atau alat-alat bukti yang dihadirkan saat sidang. TEMPO/ Febri Angga palguna
PBNU Ucapkan Selamat untuk Prabowo-Gibran

PBNU mengajak seluruh warga NU dan seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk menerima dan menghormati hasil Pilpres 2024.


Mengenal Sembilan Habib dan Penamaan dalam Kepengurusan PBNU

6 hari lalu

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus saat memberikan tausyiyah dalam Pembukaan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin, 29 Januari 2024. Dok.istimewa
Mengenal Sembilan Habib dan Penamaan dalam Kepengurusan PBNU

Ada sembilan orang habib dalam struktur kepengurusan PBNU Periode 2022-2027.


Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia, Ini Harapan PBNU

6 hari lalu

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus di Vatikan, 17 Desember 2023. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Paus Fransiskus akan Datang ke Indonesia, Ini Harapan PBNU

Presiden Jokowi telah menyampaikan undangan kepada Paus Fransiskus untuk datang ke Indonesia sejak Juni 2022.


Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

8 hari lalu

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (kanan) didampingi Ketua PBNU Amin Said Husni (kiri)memberikan keterangan pers peluncuran Mars Satu Abad NU di Kantor Pusat PBNU, Jakarta, Jumat 6 Januari 2023. PBNU secara resmi meluncurkan Mars Satu Abad NU yang berjudul Merawat Jagat Membangun Peradaban dengan lirik diciptakan oleh Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) dan aransemen musik oleh Tohpati. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi meminta polemik soal gelar habib dihentikan. Sudah mengarah jadi politisasi SARA.


PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

8 hari lalu

Musyawarah Nasional ke-6 Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII), menyepakati Akhmad Muqowam sebagai Ketua Umum dan Hanif Dhakiri sebagai Sekretaris Jenderal IKA PMII periode 2018-2023. | Istimewa
PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.


64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

8 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


17 Kiai NU di Lumajang Kirim Surat Protes ke PBNU, Ogah Dipolitisasi untuk Pilkada

16 hari lalu

Konferensi pers Pengurus Besar Nahdatul Ulma di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty.
17 Kiai NU di Lumajang Kirim Surat Protes ke PBNU, Ogah Dipolitisasi untuk Pilkada

TEMPO CO, Lumajang - Bertarikh 6 April 2024, surat itu ditujukan kepada Ketua PBNU. Isinya, daftar nama dan tanda tangan 17 kiai Lumajang yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kiai Lumajang. Mereka menyatakan sikapnya karena terusik dan keberatan bila PCNU Kabupaten Lumajang dijadikan alat politik praktis untuk kepentingan pemilihan umum kepala daerah Kabupaten Lumajang 2024.


Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

17 hari lalu

Masyarakat Negeri Wakal, Maluku Tengah saat menggelar salat Idul Fitri 1445 di Masjid Nurul Awal Wakal, Senin. ANTARA/Winda Herman
Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?