TEMPO.CO, Bandung - Anak pemilik Rumah Makan Madrawi di Jalan Dalem Kaum, Bandung, Fadli Badjuri, mengisahkan bagaimana Indonesia menjamu delegasi dari berbagai negara dalam Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pada 1955.
Restoran Madrawi yang menjadi langganan tempat makan perhelatan Konferensi Asia Afrika itu menyajikan 90 menu di meja saji. Saat itu, kata Fadli, datang sekitar 20 orang orang asing. "Mereka berjalan kaki dari tempat konferensi di Gedung Merdeka," kata Fadli kepada Tempo, Sabtu, 4 April 2015.
Di antara rombongan yang dipimpin Perdana Menteri Indonesia Ali Sastroamidjojo, Fadli berujar, ada Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri Birma (Myanmar) U Nu, dan Faisal bin Abdulaziz, yang ketika itu masih jadi putra mahkota Raja Arab Saudi.
Fadli melihat Gamal Abdel Nasser dan Nehru makan langsung pakai tangan kanan. Tamu lainnya memakai sendok dan garpu.
Satu momen yang diingat Fadli adalah, Pangeran Faisal memesan gule dan sate kambing. "Dagingnya besar-besar, segede jempol," ujar Fadli sambil menunjukkan seruas ujung jempol tangan kanannya.
Semua yang disantap para pemimpin negara di Rumah Makan Madrawi ditanggung sepenuhnya oleh Ali Sastroamidjojo. Pembayarannya tidak dilakukan setiap hari, melainkan ditotal setelah acara selesai.
Sedangkan delegasi setiap negara selalu datang hampir setiap hari untuk makan siang di Rumah Makan Madrawi selama konferensi berlangsung. "Selama seminggu itu besarnya Rp 500," kata Fadli. Uang itu dipakainya kembali untuk belanja bahan masakan restoran.
Satu peristiwa lucu yang masih diingat Fadli adalah saat Nehru dan Gamal meminum air kobokan sesaat setelah pelayan menyediakan mangkok cuci tangan di meja mereka. Kepala pelayan sigap bertindak. Ia menjelaskan air itu bukan untuk diminum. "Mereka hanya tertawa," kata Fadli.
ANWAR SISWADI