TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung memperbaiki sejumlah infrastruktur untuk menyambut puncak perayaan 60 tahun Konferensi Asia Afrika pada Jumat 24 April 2015. Perbaikan dilakukan di sepanjang Jalan Asia Afrika, Braga, dan sejumlah titik lain.
Namun sehari setelah perayaan puncak, sejumlah fasilitas rusak. Banyaknya warga yang datang ke lokasi perayaan KAA, membuat sampah berserakan, bola semen yang berisi nama-nama kepala negara banyak yang menggelinding, dan lain-lain. Warga menyemut di sepanjang Jalan Asia Afrika yang menjadi lokasi diselenggarakannya karnaval pada Sabtu, 25 April 2015.
“Ini sempat diinjak oleh warga jadi penyangganya copot. Tapi sudah dipasang lagi. Warga yang berdesakan kami sulit mengawasi," ujar Setyo, salah satu panitia acara asia afrika festival, Sabtu 25 April 2015.
Selain bola semen, warga yang tak tertib juga banyak membuang sampah sembarangan. Tumpukan sampah terlihat di setiap ujung Gedung Merdeka.
Para relawan gerakan pungut sampah menyayangkan tindakan warga tersebut. Mereka meminta agar warga tertib dalam hal sampah agar keadaan lokasi tetap terlihat indah.
“Sayang banget warga tak tertib membuang sampah. Padahal tempat sampah sudah tersedia," kata Danang salah satu relawan, Sabtu, 25 April 2015
Salah seorang warga yang terlihat sedang asik berdiri diatas bola semen mengatakan bahwa ia ingin melihat parade. Namun tubuh kecilnya membuat ia harus naik ke bola batu yang bertuliskan nama negara-negara peserta KAA. "Ini bola semennya kuat kok menyangga tubuh saya. Lagi pula suma sebentar, jadi nggak mungkin rusak," kata Salsa beralasan.
Himbauan menjaga kebersihan dan ketertiban pun tak hanya datang dari para panitia. Salah satu provider telekomunikasi ikut menyebarkan pesan singkat kepada masyarakat mengenai ketertiban saat mengikuti kegiatan tersebut.
"Himbauan kepada masyarakat lewat pesan singkat provider seolah tak warga hiraukan. Padahal dengan sengaja atau tidak merusak fasilitas akan merugikan diri sendiri. Yang awalnya bagus buat tempat foto malah jadi kotor atau rusak," ujar Setyo.
DWI RENJANI