TEMPO.CO, Lamongan - Ali Fauzi, 42 tahun, mewakili keluarga besar almarhum Haji Nur Hasyim, yang merupakan orang tua terpidana mati bom Bali, Amrozi dan Ali Ghufron, meminta maaf kepada seluruh korban tragedi Bom Bali. “Kami meminta maaf sebesar-besarnya,” kata Ali Fauzi saat dihubungi Tempo, Kamis, 11 Oktober 2012.
Menurut Ali Fauzi, permohonan maaf keluarga besarnya yang bermukim di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, itu disampaikan berkaitan dengan peringatan 10 tahun tragedi Bom Bali yang akan berlangsung Jumat, 12 Oktober 2012.
Selain meminta maaf, keluarga besar almarhum Haji Nur Hasyim juga berharap tidak ada lagi peristiwa pengeboman di Indonesia.
Ali Fauzi mengatakan, aksi pengeboman hanya menimbulkan penderitaan bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Dalam tragedi Bom Bali ada seorang ustad yang melaksanakan syiar Islam ikut menjadi korban. Beberapa waktu lalu, Ali Fauzi telah bertemu dengan istri sang ustad, Nyonya Laksmi, beserta anak-anaknya.
Ali Fauzi, yang merupakan adik Ali Ghufron dan Amrozi, menyatakan tidak sepakat apabila gerakan menentang Amerika dan Israel dilakukan dengan aksi kekerasan. Sebab, dampaknya ternyata mengorbankan nyawa orang-orang yang tidak berdosa. Salah satu contoh konkret adalah aksi Bom Bali.
Ali Fauzi juga menyatakan, dalam perkembangannya, sejumlah temannya sesama alumni Afganistan, Moro, Ambon, dan Poso sudah mulai mengubah konsep berjihad tanpa menggunakan kekerasan. Jihad dengan cara kekerasan hanya memunculkan kontraproduktif dan memunculkan sikap tidak simpatik masyarakat.
Ali Fauzi juga memaparkan bahwa sejumlah kasus kekerasan yang terjadi di Solo, Depok, dan Tambora, dilakukan bukan oleh alumni Afganistan, Moro, dan Ambon. Pelakunya justru anak-anak muda yang hanya ikut-ikutan pelatihan sekitar 1-2 pekan. Akibat kurangnya pembinaan dan tidak tersentuh pemerintah, mereka melakukan gerakan kekerasan.
Atas fakta itulah Ali Fauzi meminta pemerintah lebih peka terhadap para mantan alumni Afganistan dan Moro, yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar di Indonesia. Sebab, pengalaman dan kemampuan mereka bisa dimanfaatkan pemerintah untuk kepentingan yang positif.
Ali Fauzi mencontohkan Ali Imron, yang juga berperan penting dalam aksi Bom Bali. Dalam lima tahun terakhir, Ali Imron cukup berperan dalam proses penyadaran gerakan anti-kekerasan.
Ali Imron, yang juga kakak Ali Fauzi, banyak membantu pemerintah dalam program deradikalisasi di Indonesia. Itu sebabnya, Ali Fauzi berharap pemerintah bisa memberikan keringanan hukuman kepada Ali Imron, yang kini menjadi terpidana seumur hidup. “Ya, tidak ada salahnya Mas Ali Imron tidak harus menjalani masa hukuman seumur hidup,” ujar Ali Fauzi.
SUJATMIKO
Berita terpopuler lainnya:
KPK Bidik Penggiring Proyek dari Senayan
Yang Diinginkan Wanita Sebelum Bercinta
3 Tipe Korupsi Versi Bambang Widjojanto
PSSI Sesalkan Sikap KONI
Wajah Panas karena Viagra