TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama menyatakan siap kembali berhadapan dengan Anies Baswedan dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta. Ahok, sapaan Basuki, menilai persaingannya dengan Anies akan mempertemukan dua politikus edukator.
"Ya, saya kira bagus untuk jadi politisi edukator," kata Ahok saat ditemui wartawan usai menghadiri acara Ask Ahok Anything (A3) di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Ahok juga tidak mengkhawatirkan jika dirinya kembali bersaing dengan Anies serta menghadapi berbagai polemik berhubungan dengan isu suku, agama, ras, dan antara golongan (SARA) sebagaimana yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017. "Enggak lah. Kamu kira pemilih kita ini bego, apa?"
Adapun Ahok mendapatkan vonis dua tahun penjara pada 9 Mei 2017 lalu, atas kasus penistaan agama karena potongan video tentang Surat Al-Maidah ayat 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Ahok bebas pada 24 Januari 2019 dengan total hukuman 1 tahun 8 bulan 5 hari.
Ahok meyakini bahwa kasus serupa tak akan terulang, seandainya dia melawan Anies kembali. Dia juga menyinggung vonis Buni Yani pada 14 November 2017 yang dijatuhi hukuman 1,5 tahun penjara karena menyunting dan mengunggah video Ahok.
"Semua orang punya nurani, Bos. Itu Buni Yani, semua sudah mengaku. Mau ngapain sih? Enggak bakal begitu lah. Percaya sama gua lah. Orang Jakarta nih waras," ujarnya.
Sebagai informasi, Ahok merupakan kader terkuat PDIP yang digadang-gadang untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jakarta.
Sumber Tempo di Partai Gerindra mengatakan, KIM beserta Koalisi Perubahan membuka peluang mengusung Anies Baswedan sebagai calon gubernur Jakarta. Menurut dia, pengusungan Anies ini akan membuat Ahok kembali berhadapan dengan Anies sebagaimana yang terjadi pada Pilkada Jakarta 2017.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa KIM Plus bisa saja mendukung Anies ataupun kandidat lain di Pilkada Jakarta. "Bisa saja begitu," tutur Viva dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Sabtu malam 3 Agustus 2024.
Viva juga memprediksi bahwa tak akan ada calon tunggal di Pilkada Jakarta. Ia menyebut Ridwan Kamil berpeluang maju di DKI. "Nanti ditunggu ya dinamika politik dan proses komunikasi politik selanjutnya," ujarnya.
Berkenaan dengan itu, Ahok menilai seandainya Anies bersatu dengan KIM Plus, maka partainya kesulitan untuk membentuk koalisi baru mengusung pasangan calon di Pilkada Jakarta.
"Kalau itu bersatu, maka mungkin enggak ada partai lagi (berkoalisi) untuk maju," kata Ahok saat ditemui Tempo usai menggelar acara Ask Ahok Anything (A3) di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 3 Agustus 2024.
Meski begitu, Ahok menyatakan bahwa PDIP enggan menerka-nerka soal pengusungan Anies dengan kubu KIM Plus. "Kita enggak usah mengira-ngira. Tunggu aja," tuturnya.
Pilihan editor: Massa Aliansi Santri Gus Dur Geruduk Kantor PBNU, Apa Tuntutan Mereka?