TEMPO.CO, Jakarta - Survei teranyar yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengungkapkan tingkat awareness terhadap perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia mencapai 68 persen. Dari angka masyarakat yang tahu tentang acara tersebut, mayoritas responden menyatakan tak keberatan dengan kehadiran Timnas Israel ke Indonesia.
"Di antara yang tahu ada Piala Dunia U-20, sebanyak 76,1 persen tahu Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20. Di antara yang tahu itu ada 27,5 persen yang menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia, sebanyak 71,3 menyatakan tidak mempersoalkan," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam paparan hasil surveinya, Ahad, 9 April 2023.
Djayadi menyebut alasan 27,5 persen masyarakat yang menolak kedatangan Timnas Israel itu karena negara tersebut menjajah Palestina, tidak suka dengan Israel, dan konstitusi menolak segala bentuk penjajahan. Sementara alasan 71,3 persen yang tidak keberatan karena merasa urusan sepak bola tidak ada kaitannya dengan politik, untuk kemajuan sepak bola nasional dan momen penting Indonesia tuan rumah Piala Dunia U-20.
Lebih lanjut, Djayadi mengungkapkan sebanyak 58,6 persen dari masyarakat yang tahu ada Piala Dunia U-20, percaya pembatalan status Indonesia sebagai tuan rumah karena adanya penolakan terhadap Timnas Israel. Lalu 80,6 persen percaya PSSI sudah mengupayakan maksimal agar status tuan rumah Indonesia tidak batal.
"Sebanyak 79,6 persen setuju dengan pernyataan Presiden soal politik jangan dicampuradukan dengan olahraga," kata Djayadi.
Survei yang digelar oleh LSI ini menargetkan WNI berusia 17 tahun ke atas dan memiliki nomor telepon. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). Dengan teknik ini, sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan asumsi simple random sampling.
Pilihan Editor: Pakar Sebut PDIP Tetap Jadi Bagian Rencana Poros Koalisi Besar