TEMPO.CO, Solo - Unggahan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada akun media sosial (medsos) miliknya, Sabtu, 30 Maret 2024, kembali mencuri perhatian publik. Putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu mengunggah video tentang kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada Maret 2023.
Sebagaimana diketahui, setahun yang lalu Indonesia pernah sempat ditunjuk oleh FIFA sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Namun, kemudian FIFA akhirnya mencabut status tersebut setelah muncul penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia.
Bahkan penolakan datang dari Gubernur Jawa Tengah yang saat itu dijabat oleh Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Keduanya merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Unggahan video Gibran pada akun Instagram @gibran_rakabuming memunculkan spekulasi bahwa itu sebagai bentuk sindiran. Saat dimintai konfirmasi, Gibran membantahnya.
“Kan memang gagal bener (tuan rumah Piala Dunia U-20), ya makasih ya," ujar Gibran saat ditemui awak media di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Jawa Tengah, seusai menghadiri peringatan Nuzulul Qur'an, Sabtu malam, 30 Maret 2024.
Dia mengaku tidak ada niatnya menyindir siapa pun. Menurutnya, dia hanya ingin menyampaikan pesan agar sepak bola Indonesia bangkit.
"Tidak (niatan menyindir Ganjar). Itu kan pesannya kita bangkit. Setelah gagal kita bangkit lagi, dengan event lain,” ucap dia.
Lebih lanjut dia mengatakan saat ini kondisi PSSI dan Timnas Indonesia telah menunjukan prestasinya. Seperti Indonesia yang saat ini menang atas Vietnam di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
“Dan hari ini kan PSSI, timnas kan sudah menunjukan kehebatannya. Prestasinya,” kata dia.
Saat ditanya tentang banyaknya pemain naturalisasi di Timnas Indonesia yang dikuatirkan bakal mematikan pemain lokal, Gibran menyanggah hal itu. Menurutnya, hal itu justru akan membuat pemain lokal bersemangat untuk bersaing.
“Ndak (mamatikan pemain lokal), saya rasa justru akan memicu pemain lokal, makin juga mentrigger pemain-pemain masih muda dibawah. Tidak masalah. Nasionalisme bisa makin kelihatan,” tuturnya.
Menurutnya, dari sepakbola akan menyatukan semua. Selain itu, lewat sepak bola menginspirasi anak-anak muda ingin menjadi pemain bola profesional.
“Dari bola itu kan menyatukan semua. Seng ndhisik biasane padu (yang dulu biasanya berantem) nonton bola, sekarang rukun. Nonton Indonesia menang lawan Vietnam jadi inspirasi anak muda pengen jadi pemain bola profesional,” katanya.
SEPTHIA RYANTHIE
Pilihan Editor: Kontroversi Pilpres 2024: Kilas Balik Cawapres Gibran Disebut Nepo Baby oleh Media Asing