TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta, mengatakan penangkapan sejumlah purnawirawan TNI, terutama yang berpangkat perwira tinggi, seperti Soenarko, akan membawa pengaruh psikologis pada mantan anak buah atau orang yang pernah menjadi dekat dengan pensiunan TNI tersebut.
Baca: Kuasa Hukum dan Sejumlah Purnawirawan TNI Bela Soenarko
"Harus diakui bahwa institusi militer mempunyai jiwa korsa yang sangat kuat. Jadi wajar jika muncul kegelisahan dari sesama TNI," kata Stanislaus kepada Tempo, Ahad, 2 Juni 2019.
Sebelumnya, polisi menetapkan sejumlah purnawirawan sebagai tersangka dalam beberapa kasus pelanggaran hukum. Mantan Komandan Kopassus, Soenarko, ditetapkan sebagai tersangka dugaan kepemilikan senjata api ilegal. Sedangkan mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Kivlan Zen, menjadi tersangka dugaan makar.
Mantan Kepala Badan Intelijen ABRI Mayor Jenderal (purn) Zacky Anwar Makarim mengaku mendapat kunjungan dari ratusan purnawirawan Kopassus yang tinggal dari sejumlah daerah. Zacky mengatakan ada pula purnawirawan Kopassus generasi yang amat senior, yaitu Trikora. Menurut dia, mereka menyampaikan kerisauan luar biasa atas penangkapan dan penahanan Soenarko.
Stanislaus menuturkan, kegelisahan yang dialami mantan anak buah atau orang yang pernah menjadi bagian dari purnawirawan itu tidak perlu dikhawatirkan, selama proses hukum terhadap para purnawirawan dilakukan sesuai koridor hukum dan transparan. Juga terpisah dari kepentingan politik praktis.
Penegak hukum, kata Stanislaus, diharapkan bisa mempertimbangkan aspek lain, seperti jasa dan pengabdian yang telah dilakukan para purnawirawan tersebut.
Baca: Mantan Kepala BAIS TNI Tak Percaya Soenarko Bakal Makar
Adapun dari sisi keamanan dalam negeri, Stanislaus menilai penangkapan terhadap kedua tokoh tidak akan terdampak selama TNI-Polri kompak dan loyal kepada panglima tertinggi, yaitu presiden. "Pastikan bahwa institusi TNI dan Polri tetap satu komando," ujarnya.