TEMPO.CO, Jakarta - Tim gabungan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dan Gerakan Pemuda Ansor meminta pemerintah untuk memperhatikan jemaah Ahmadiyah yang menjadi korban pengusiran di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat saat akan merayakan hari raya Idul Fitri atau Lebaran.
"Ada 24 warga Ahmadiyah korban pengusiran yang kini berada di pengungsian," kata Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur di Gedung Pimpinan Pusat GP Ansor, Jakarta Pusat pada Rabu, 6 Juni 2018.
Baca: Pasca-Serangan, Anak Jamaah Ahmadiyah Lombok Timur Tak Bisa Ujian
Isnur mengatakan, kondisi terakhir warga Ahmadiyah masih belum memungkinkan untuk kembali ke rumah masing-masing. Selain konflik yang masih belum selesai, rumah para warga Ahmadiyah belum ada perbaikan setelah diserang dan dirusak warga.
Penyerangan tersebut terjadi tiga kali pada Sabtu, 19 Mei dan pagi serta siang esok harinya. Ada 9 rumah warga Ahmadiyah dan satu toko rusak akibat penyerangan. Selain itu, harta seperti uang dan emas yang tak sempat dibawa oleh jemaah Ahmadiyah pun raib tanpa jejak.
Baca: Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998
Isnur menyebutkan kemungkinan besar, jemaah Ahmadiyah akan merayakan Idul Fitri di tempat pengunsian di Balai Kerja Daerah. "Kemungkinan lebaran di tempat pengungsian," ujarnya. Namun, Isnur berharap hari raya nanti bisa menjadi momentum bagi jemaah Ahmadiyah dengan warga setempat untuk saling memaafkan dan merayakan Idul Fitri bersama.
Menurut Isnur, antara jemaah Ahmadiyah dengan warga setempat tidak ada konflik sebelumnya. Berdasarkan temuan YLBHI dan GP Ansor saat mengunjungi kampung Grebek, ada provokator yang datang untuk mengusir jemaah Ahmadiyah.
Isnur pun meminta pemerintah untuk memberikan perhatian agar jemaah Ahmadiyah tersebut bisa merasakan hari raya Idul Fitri. "Suasananya sangat sedih, bagi jemaah Ahmadiyah ingin juga merayakan lebaran, berkumpul dengan keluarga," ujarnya.
Baca: Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang