TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI, Mayor Jenderal Hariyanto menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik rencana Organisasi Papua Merdeka atau OPM yang ingin membebaskan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Pilot asal Selandia Baru itu disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya di wilayah Nduga, Papua.
"TNI menyambut baik adanya rencana dari pihak OPM untuk membebaskan pilot Philip Mark yang mereka sandera," katanya ketika dihubungi, Selasa, 17 September 2024.
Hariyanto mengungkapkan, bahwa militer Indonesia siap bekerja sama dengan seluruh pihak untuk membebaskan pilot Susi Air. Termasuk, ujarnya, bekerja sama dengan OPM.
"Pemerintah Republik Indonesia melalui TNI siap untuk menerima pilot Philip Mark dari OPM," ujarnya.
Adapun Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom telah mengumumkan proposal pembebasan pilot Susi Air tersebut. Proposal pembebasan Philip Mark Mehrtens diumumkan pada Selasa, 17 September 2024. Namun, dalam proposal itu belum ada kepastian waktu dan lokasi untuk membebaskan pilot Susi Air.
Dia mengklaim, bahwa proposal itu sudah dikirimkan ke pemerintah Indonesia dan Selandia Baru melalui tim fasilitator. Sebby mengatakan, pemerintah Selandia Baru sudah menerima dan menyetujui proposal pembebasan warga negaranya yang disandera tersebut.
Sementara, katanya, belum ada jawaban dari pemerintah Indonesia perihal proposal pembebasan itu. Sebby mengatakan bahwa kelompoknya mensyaratkan sejumlah permintaan kepada pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru.
Dia mengatakan, bahwa pemerintah Indonesia tidak melakukan operasi militer selama proses pembebasan pilot Susi Air tersebut. Sebby juga meminta agar pemerintah Indonesia menarik militer non-organik yang ada di wilayah Nduga, Papua.
"Apabila pemerintah Indonesia tidak patuhi, maka kami akan membatalkan proses pembebasan hingga ada niat baik oleh kedua negara," katanya saat dihubungi, Selasa, 17 September 2024.
Philip Mark Mehrtens disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023. Sebby menyebut, proposal pembebasan ini didasarkan atas aksi kemanusiaan kelompoknya tanpa ada permintaan dari pemerintah Indonesia.
Karena itu, ujarnya, kelompoknya juga meminta kepada aparat keamanan Indonesia untuk ikut menjaga keamanan dalam proses pembebasan pilot Susi Air ini. Untuk membebaskan Philip, katanya, pihaknya telah meminta kepada pemerintah Indonesia dan Papua Nugini agar membantu perizinan pesawat yang akan membawa sandera tersebut.
"Karena ini adalah sepenuhnya misi kemanusiaan yang harus didukung oleh semua pihak. Kami berjiwa besar dan bersedia bebaskan pilot demi kemanusiaan," ucapnya.
Pilihan Editor: Proposal Pembebasan Pilot Susi Air Diumumkan, OPM Minta Pemerintah Tak Lakukan Operasi Militer