Hasil Riset: Mengapa Banyak Orang Dituding Ikut PKI Usai 1965

Sabtu, 30 September 2017 10:54 WIB

Komnas HAM Hadapi Kendala Usut Tragedi 1965

TEMPO.CO, YOGYAKARTA -- Sebuah diskusi menarik tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) digelar di Sekretariat Syariat Indonesia di Yogyakarta, Jumat 22 September 2017 lalu. Dalam diskusi yang bertema Jalan Sunyi Penyintas Genosida itu, Ngatiyar, Aktivis LSM Mitra Wacana memaparkan mengapa banyak orang dituding terlibat PKI pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Ngatiyar pernah melakukan riset di sebuah desa di Jawa Tengah pada 2009 dan 2013 untuk tesis S2 di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kali Jaga Yogyakarta menemukan beberapa alasannya.

BACA: Berapa Sebenarnya Korban Pembantaian Pasca-G30S 1965?

Menurut Ngatiyar, saat peristiwa 1965 meletus, goncangan terjadi di desa-desa yang dianggap basis PKI atau dikenal dengan basis merah. Lantaran banyak penangkapan, pemenjaraan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dituduh PKI, simpatisan PKI, atau pun orang yang tidak mengetahui apa-apa.

Salah satunya sebuah desa di Jawa Tengah yang 80 persen penduduknya menjadi simpatisan PKI masa itu. Desa itu menjadi lokasi riset Ngatiyar. "Sampai sekarang belum jelas siapa sebenarnya yang PKI dan siapa yang di-PKI-kan. Tapi mayoritas warga desa itu di-PKI-kan," kata Ngatiyar dalam diskusi itu, Jumat, 22 September 2017 lalu.

BACA: Kisah Miris Korban 1965, Basuki: Main Tuding, Itu PKI!

Goncangan waktu itu salah satunya dimulai dengan merebaknya kabar pembunuhan terhadap sejumlah kyai di desa lain oleh PKI. Kabar itu menguat di sana kala itu. Ngatiyar pun bertanya kepada saksi sejarah di sana mengingat pada masa itu belum ada radio atau pun surat kabar yang dimiliki warga desa. Kepemilikan radio dan surat kabar hanya oleh segelitir orang tertentu. "Saya tanya, kabar itu dari mana? Saksi menjawab, info itu ya dari tentara," kata Ngatiyar.

Tindakan penangkapan, pemenjaraan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap PKI pun terjadi di desa itu. Salah satu penandanya karena genteng rumah mereka menggunakan simbol PKI.

Ngatiyar sempat mengira penggunaan simbol itu berupa menuliskan kata PKI dengan huruf besar pada genteng rumah menggunakan cat. "Ternyata tidak. Simbol PKI itu menjadi merek genteng, seperti kalau sekarang ini merek genteng Sokka," kata Ngatiyar.

Advertising
Advertising

Berdasarkan temuan itu, Ngatiyar pun melakukan pengecekan ke desa lainnya. Ternyata rumah warga di desa lain pun menggunakan genteng dengan merek Masyumi."Pemilik rumah pun bilang. Jangankan PKI, warga di sini sebagian besar gentengnya adalah Masyumi," kata Ngatiyar.

Dia pun menyimpulkan, simbol-simbol partai pada masa itu juga menjadi merek dagang. Salah satu eksesnya adalah menjadi dasar orang-orang diciduk dengan tuduhan PKI.

BACA: G30S 1965 dan Pasukan Sipil Serba Hitam Membasmi PKI

Alasan pencidukan lainnya adalah penggunaan domprang atau stiker yang dipasang di rumah-rumah warga. Padahal menjadi kelaziman parpol hingga saat ini saat melakukan kampanye adalah dengan membagikan stiker kepada warga. "Membagikan dan menempelkannya di rumah warga. Domprang itu yang menempelkan orang lain (bukan pemilik rumah)," kata Ngatiyar.

Ada pula alasan lainnya karena cinta yang tak kesampaian. Menurut Ngatiyar, alasan itu cukup tragis. Dia mencontohkan ada sinden yang menolak cinta seorang laki-laki di desa itu. Lantaran ditolak dan sakit hati, sinden itu pun diisukan aktif dalam Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

Sementara Gerwani dituding terlibat melakukan penyiksaan terhadap tujuh jenderal di Lubang Buaya di Jakarta. Sinden itu pun diinterograsi dan mengalami pelecehan seksual. Tak sedikit yang dipenjara.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya