TEMPO.CO, Garut - Dana bantuan untuk siswa miskin (BSM) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga jadi bancakan pihak sekolah. Alasannya karena dana tersebut tidak pernah diberikan kepada siswa. Padahal dana tersebut telah dicairkan dari bank penyalur oleh siswa penerima bantuan.
Dana yang digelontorkan pemerintah pusat ini berkisar antara Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta setiap siswanya. “Setelah anak saya mencairkan uang BSM dari bank, langsung diambil pihak sekolah dan tidak pernah diberikan sampai sekarang,” ujar Iwan, 49 tahun, orang tua siswa penerima BSM di SMA 15 Garut, Senin, 07 Desember 2015.
Menurut dia, kejadian itu berlangsung pada November lalu. Puluhan siswa yang menerima BSM dibawa oleh pihak sekolah untuk mencairkan uang BSM ke Bank BNI cabang Garut. Namun sesampainya di sekolah, uang tersebut langsung diambil pihak sekolah melalui bagian Tata Usaha.
Iwan mengaku sempat mempertanyakan masalah ini ke sekolah. Namun tidak mendapatkan kejelasan yang pasti. Menurut pihak sekolah, pengambilan uang itu karena orang tua siswa penerima BSM merupakan pegawai negeri. “Kalau memang anak PNS, kenapa dimasukan ke penerima BSM. Saya curiga ini akal-akalan pihak sekolah untuk mendapatkan keuntungan dari program BSM ini,” ujarnya.
Kecurigaan orang tua juga diperkuat dengan sikap pihak sekolah. Semua siswa yang telah terdaftar dalam penerima dana BSM sebelumnya diberitahu bahwa mereka batal mendapatkan bantuan. Namun beberapa minggu kemudian, para siswa ini digiring pihak sekolah ke Bank untuk melakukan pencairan. “Modusnya sudah cukup jelas hanya untuk memperdaya siswa saja,” ujar Iwan.
Salah seorang staf Tata SMAN 15 Garut, Eri, membenarkan adanya penarikan uang BSM dari siswa oleh pihak sekolah. Alasannya uang tersebut akan dikembalikan pihak sekolah ke pemerintah. “Ya ada uang BSM yang diambil sekolah, tapi itu akan dikembalikan ke Bank,” ujarnya singkat.
Namun, Eri enggan untuk memberikan alasan penarikan uang tersebut. Dia meminta agar hal itu ditanyakan kepada Humas SMAN 15.
Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Dadang, mengaku belum mengetahui adanya pengambilan dana BSM oleh sekolah dari siswa penerima. Dia mengaku tidak pernah mengetahui data jumlah siswa yang diajukan pihak sekolah untuk mendapatkan BSM dari pusat. Pihak sekolah juga tidak pernah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan saat akan mengajukan bantuan BSM. “Saya akan memanggil pihak sekolah untuk mengklarifikasi masalah ini,” ujarnya.
SIGIT ZULMUNIR