TEMPO.CO, Jakarta - Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki meminta masyarakat tidak mempermasalahkan penunjukan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara. Teten mengatakan Presiden Joko Widodo menilai penunjukan itu hal yang biasa.
“Presiden bilang pengangkatan Kepala BIN adalah hal biasa,” kata Teten dalam pesan pendek yang diterima Tempo, Sabtu, 13 Juni 2015.
Menurut Teten, Jokowi merasa cocok bekerja sama dan berkomunikasi dengan Sutiyoso. Kelancaran komunikasi itu bisa mempermudah Jokowi mendapatkan informasi secara obyektif dari lapangan. “Supaya tidak keliru mengambil keputusan,” katanya.
Dalam pesannya, Teten menyampaikan perintah Jokowi kepada Kepala BIN untuk menjadi lembaga intelijen modern yang sanggup membaca ancaman dari luar. "Jangan hanya nginteli rakyat sendiri," kata Teten.
Jokowi menunjuk Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso untuk memimpin BIN. Surat penunjukan ini telah disampaikan ke Dewan Perwakilan Rakyat tidak lama setelah Jokowi mengajukan nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI.
Jokowi menjabarkan pertimbangannya mengajukan Sutiyoso sebagai Kepala BIN karena rekam jejak mantan Gubernur DKI Jakarta itu di dunia intelijen dan militer. Sutiyoso, kata Jokowi, dinilai berpengalaman dan memiliki kompetensi yang cukup dalam memimpin badan intelijen.
Penunjukan Sutiyoso sempat dipertanyakan politikus PDIP yang juga Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanuddin. Sebab, saat terjadi penyerangan terhadap markas PDI pada 27 Juli 1996, Sutiyoso menjabat sebagai Panglima Kodam DKI Jakarta.
MITRA TARIGAN