TEMPO.CO, Balikpapan - Kementerian Kelautan dan Perikanan menugaskan 25 pemuda lulusan sarjana menjadi pendamping di sejumlah pulau kecil terluar di Indonesia. Mereka ini bertugas mendampingi dalam peningkatan sumber daya manusia pulau kecil terluar. (Baca: Alasan Nelayan Sebatik Setor Ikan ke Malaysia)
“Agar pulau-pulau ini tidak diklaim kepemilikannya oleh negara lain,” kata Direktur Pendayagunaan Pulau-pulau Kecil Ridho Batubara di Balikpapan, Kamis, 15 Januari 2015.
Menurut Ridho, para pejuang daerah perbatasan ini berasal dari kampus-kampus ternama di Tanah Air. “Mereka ini lulusan Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Hasanuddin,” dia menambahkan. (Baca: Ke Daerah, Jokowi Bikin Pengawal Keteteran)
Program pendampingan ini, kata Ridho, sudah dilaksanakan sejak tahun lalu yang berlangsung pada Juli-Desember. Untuk tahun ini, kata Ridho, program serupa akan dimulai Maret hingga akhir Desember mendatang.
Ridho mengatakan para sarjana ini bertugas mendampingi masyarakat pulau terluar dalam meningkatkan kualitas hidupnya. “Mereka ini ikut memperbaiki pembangkit listrik tenaga surya yang dibangun di beberapa pulau terluar,” ucapnya. (Baca: Jalur Pantura Mulus, tapi Minim Penerangan Jalan)
Pulau Maratua di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, juga menjadi salah satu pulau terluar yang ditempati pemuda pendamping. Dia ditugaskan mendampingi masyarakat dalam peningkatan sektor wisata laut Kepulauan Derawan. Pendamping muda ini bakal memperoleh gaji Rp 10 juta per bulan selama penugasannya di pulau.
S.G. WIBISONO
Berita Terpopuler
4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan
SBY Copot Jabatan Tersangka, Kini Jokowi Malah...
Rekening Anak Budi Gunawan Bikin Heran KPK