“SBY bisa tersandera oleh koalisi bentukannya sendiri,” ujarnya ketika dihubungi pada Minggu (9/5) siang. Pasalnya, menurut Ikrar, pejabat ketua harian akan memegang peran signifikan dalam koalisi ini.
“Apalagi SBY yang menduduki posisi ketua saat ini, menjabat sebagai presiden. Posisi yang pasti membuatnya lebih sibuk,” kata Ikrar. Sedangkan Aburizal Bakrie yang saat ini tidak memiliki jabatan publik apapun, dinilai akan lebih leluasa bergerak.
Jika benar demikian, menurut Ikrar, koalisi ini justru mengancam jalannya proses penyelidikan atas beberapa kasus yang melibatkan elit politik dari partai peserta koalisi, terutama Partai Golkar. “Seperti kasus pajak, Lapindo, kasus suap cek pelawat, hingga kasus-kasus yang melibatkan para elit politik Golkan di daerah,” tutur Ikrar.
Kamis (6/5) malam lalu di Cikeas, Bogor, enam partai politik memutuskan untuk melembagakan koalisi mereka pada rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin koalisi sebagai ketua, sedangkan Aburizal Bakrie sebagai ketua harian. Jabatan ketua harian ini sebelumnya dijabat oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Radjasa.
PINGIT ARIA