TEMPO.CO, Jakarta - Isu jegal Anies Baswedan mencuat menjelang pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jakarta. Disinyalir, isu jegal itu meruap ke permukaan usai munculnya wacana Koalisi Indonesia Maju atau atau KIM Plus mendukung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio memperkirakan pencalonan Ridwan Kamil yang akan diusung KIM bisa menjegal langkah Anies di Pilkada Jakarta.
Partai penguasa, lanjut Hendri, tidak mau Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu maju di Pilkada Jakarta.
"Kalau Anies tidak maju karena sudah diblok sama partai dan penguasa. Ya, Ridwan Kamil bisa melawan kotak kosong," kata pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) itu di Jakarta, Senin, 5 Agustus 2024.
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah jika KIM Plus dibentuk untuk menjegal Anies maju kembali sebagai calon gubernur di pemilihan gubernur atau Pilgub Jakarta. Menurutnya, pembentukan KIM Plus di Jakarta bukan hanya untuk memenangkan Pilgub.
“KIM Plus ini dibentuk untuk kemajuan Indonesia ke depan. Tidak hanya sebatas Pilkada,” kata Dasco di kompleks parlemen Senayan, Jakarta pada Senin, 5 Agustus 2024.
Dasco mengklaim KIM Plus tidak bisa menghalangi siapa pun untuk maju di Pilkada, termasuk Anies.
“Sekarang ini alam demokrasi. Kalau partai politik ingin mencalonkan siapa kan kita juga enggak bisa melarang,” ujarnya.
Senada Dasco, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB Jazilul Fawaid juga mengatakan, terbentuknya KIM Plus itu bukan bagian dari upaya koalisi pemerintahan menjegal Anies sebagai bakal calon gubernur Jakarta.
Ia menilai, kehadiran KIM Plus khususnya di Jakarta ini sebatas untuk berkolaborasi di pemerintahanan yang akan datang. Kolaborasi KIM dengan sejumlah partai lain itu, ujarnya, sebagian akan dimulai pada saat pelaksanaan Pilkada.
"Yang saya lihat, (KIM Plus) ingin ada kolaborasi dan kerja sama dari partai-partai politik yang ada," katanya ditemui di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa, 6 Agustus 2024.
Ia menyebut, koalisi partai politik di Pilpres dengan Pilkada memiliki perbedaan. Menurut dia, koalisi di Pilkada lebih condong kepada kepentingan partai di tiap-tiap daerah
"Lihat saja di banyak tempat, ada macam-macam, zig-zag di antara partai-partai. Tergantung kepentingan lokalnya," ucap Jazilul.
Adapun KIM Plus adalah koalisi yang terdiri dari KIM, gabungan partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, beserta tambahan sejumlah partai lain, seperti PKB, PKS, dan NasDem. Jika terwujud, KIM Plus dinilai akan menjadi koalisi besar di Pilgub Jakarta 2024.
NOVALI PANJI NUGROHO | SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA
Pilihan Editor: PKB Nilai Kemunculan KIM Plus Bukan untuk Jegal Anies di Pilkada Jakarta