INFO NASIONAL - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bersama Kementerian BUMN mendukung program pelestarian dan pengembangan jamu yang berakar dari bahan rempah tanah air. Beberapa waktu lalu PNM melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) juga melaksanakan studi banding dan pelatihan pembuatan jamu tradisional olahan.
PNM mengadakan Herb Euphoria Fest, kompetisi racik jamu kekinian yang bertujuan untuk melestarikan, memanfaatkan, dan mengembangkan jamu sebagai aset budaya dan ekonomi bangsa.
Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, menyatakan bahwa jamu sebagai warisan leluhur perlu dijaga dan dikembangkan. Dalam pandangannya, jamu bukan sekadar minuman tradisional, melainkan juga simbol kekayaan alam dan budaya Indonesia. "Jamu sebagai aset bangsa harus dilestarikan, dimanfaatkan, dan dikembangkan," ujar Arief, Kamis, 13 Juni 2024.
Ia menekankan pentingnya promosi jamu dalam perspektif sosial ekonomi untuk menjadikannya produk yang relevan dan menarik bagi generasi muda.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, PNM sebelumnya telah melaksanakan studi banding dan pelatihan pembuatan jamu tradisional melalui program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Kini, bersama Kementerian BUMN, mereka menggelar kompetisi Herb Euphoria Fest, yang diharapkan dapat memicu semangat nasionalisme dan inovasi dalam pengembangan jamu.
"Tanah air kita sangat kaya. Di 26 provinsi di luar Pulau Jawa telah ditemukan 24.927 tumbuhan lokal berkhasiat obat dan 13.665 jenis ramuan tradisional. Ini potensi pengembangan sosial dan ekonomi yang sangat tinggi," kata Arief. Kompetisi ini diadakan di dua lokasi yaitu Sarinah, Jakarta pada 22 Juni 2024 dan Living World Mall Bali pada 29 Juni 2024.
Syarat peserta kompetisi ini cukup sederhana namun selektif: berusia antara 17 hingga 45 tahun, terbuka untuk siapa saja yang memiliki pengetahuan dasar dalam meracik jamu tradisional. Hadiah yang disediakan cukup menggiurkan, dengan juara pertama akan menerima Rp 5 juta, juara kedua Rp 3 juta, dan juara ketiga Rp 2 juta. Namun, peserta yang telah mengikuti lomba di Jakarta tidak diperkenankan ikut di Bali.
Melalui kompetisi ini, Arief mengajak masyarakat untuk bangga dan mengangkat eksistensi jamu sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. "Mari kita jadikan jamu sebagai tuan rumah yang baik di negeri sendiri dan bahkan bisa menjadi tamu agung di negara lain," katanya.(*)