TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyararakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mengecam sekaligus meminta aparat menghentikan intimidasi ke masyarakat sipil. Hal ini buntut intimidasi yang dilakukan terhadap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Melki Sedek Huang dan keluarganya. Intimidasi itu ditengarai akibat penolakan Melki terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres.
"Tindakan intimidasi tersebut merupakan upaya nyata elit politik yang berkuasa melalui alat pertahanan-keamanan berupaya merepresi kritik dan kebebasan berekspresi masyarakat sipil," kata perwakilan koalisi yang juga Direktur Imparsial Gufron Mabruri melalui keterangan tertulis, Kamis, 9 November 2023.
Gufron mengatakan kritik masyarakat sipil terhadap putusan MK merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi. Karena itu, kata dia, intimidasi tidak dibenarkan dengan dalih dan alasan apapun. Gufron pun mengatakan intimidasi tidak boleh dibiarkan karenna bisa menjadi ancaman bagi kebebasan sipil, terutama di tengah Pemilu.
"Kami mendesak tindakan intimidasi terhadap Melki dan keluarganya harus diusut tuntas dan pelaku diproses hukum," ujar Gufron.
Lebih lanjut, pihaknya mendesak aparat negara bersifat netral dan tidak menjadi alat kekuasaan untuk mengancam dan membatasi kebebasan rakyat dalam proses Pemilu. Sebab, Gufron melanjutkan, Pemilu merupakan mekanisme demokratis bagi rakyat untuk mengevaluasi aktor politik kekuasaan negara.
"Untuk itu, rakyat harus bebas dari segala bentuk intervensi dan intimidasi," kata Gufron.
Diberitakan sebelumnya, Ketua BEM UI Melki Sedek Huang mengatakan kerap mendapat intimidasi dari aparat. Setiap kali BEM UI mengadakan acara diskusi, dia ditelepon aparat dan meminta agar diskusinya dibatalkan atau dibuat daring.
"Bisa enggak dialihkan jadi ini, jadi itu. Saya bilang boleh dialihkan, boleh diubah ke online dan sebagainya, tapi artinya jadi acara baru dan perlawanan baru, acara ini tetap jalan. Pokoknya intimidasi selalu ada," kata Melki usai menggelar Kultum Kebangsaan di Lapangan Rotunda, Kampus UI Depok, Selasa, 7 November 2023.
Pekan lalu, misalnya, ibunya yang tinggal di Pontianak menelepon karena ada aparat yang datang ke rumah untuk bertanya kapan Melki balik ke Pontianak. Orang itu juga menanyakan kebiasan Melki sehari-hari kepada ibunya.
"Melki kira-kira tiap malam kebiasannya ngapain, ibu tiap malam pulang jam berapa," kata Melki.
Tak hanya ibunya, orang yang mengaku aparat itu juga mengulik kebiasaan Melki dari guru sekolahnya. "Guru saya di SMA 1 Pontianak pun ada yang menelpon, katanya menjelang putusan MK ada yang tanya, Melki pas di sekolah gimana, Melki itu tiap hari kebiasannya apa dan lain sebagainya," ujarnya.
RIRI RAHAYU | RICKY JULIANSYAH
Pilihan Editor: Jejak Ketua BEM UI Melki Sedeng yang Diintimidasi Aparat, Pernah Minta Rektor UI Mundur