TEMPO.CO, Jakarta -Kasus Covid19 tak lantas berhenti begitu saja ketika kapasitas herd immunity telah tercapai. Nantinya laju penyebaran Covid-19 akan melambat dan mungkin akan menjadi endemik layaknya campak atau polio.
Dengan demikian, Herd Immunity layaknya gerbang menuju new normal. Lalu apa sebenarnya Herd Immunity?
Melansir dari laman Kementerian Kesehatan atau Kemenkes, Herd Immunity atau kekebalan kelompok adalah kasus di mana sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu, sehingga kondisi ini memberikan perlindungan tidak langsung bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut.
Sebagai contoh, jika 80 persen populasi kebal terhadap suatu virus, apabila satu dari lima orang yang sedang berkumpul terinfeksi virus tersebut, empat di antaranya tidak akan tertular karena sudah kebal. Karena tidak ada penularan, virus tidak akan menyebar lebih jauh. Dengan demikian penyebaran penyakit dapat dikendalikan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Herd Immunity, juga dikenal sebagai kekebalan populasi, adalah konsep yang digunakan untuk imunisasi, di mana suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu jika ambang cakupan imunisasi tertentu tercapai.
Imunisasi sendiri merupakan proses ketika sistem imun seorang individu diperkuat untuk melawan suatu agen infeksi, seperti virus.
Dalam konsep Herd Immunity, untuk mendapatkan kekebalan populasi, sebagian besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi.
Dengan demikian, tidak semua individu perlu diimunisasi agar terlindungi. Hal ini membantu memastikan bahwa kelompok rentan yang tidak dapat diimunisasi tetap aman.
Selanjutnya: WHO menjelaskan, persentase orang yang perlu memiliki...