WHO menjelaskan, persentase orang yang perlu memiliki antibodi untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap suatu penyakit berbeda-beda.
Contoh, untuk mencapai kekebalan kelompok terhadap campak, sekitar 95 persen populasi harus diimunisasi, sementara 5 persen penduduk lain akan terlindungi. Hal ini lantaran campak tidak akan menyebar di antara orang-orang yang telah diimunisasi.
Kepala Peneliti WHO, Soumya Swaminathan mengatakan untuk mencapai kekebalan kelompok, dapat dilakukan dengan vaksin. Vaksin yang aman dan efektif dapat membuat penyakit semakin jarang dan bahkan menyelamatkan nyawa.
Warga melintas di depan sebuah mural di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu, 25 Agustus 2021. Mural tersebut dijadikan media berekspresi sejumlah seniman untuk penyampaikan kritik kepada pemerintah di tengah berlarutnya pandemi COVID-19. ANTARA/Adeng Bustomi
“Karena dengan vaksin kita bisa mencapai imunitas dan Herd Immunity dengan aman,” ata Soumya dikutip Tempo dari laman who.int.
Mengutip laman dinkes.kalbarprov.go.id, Herd Immunity sebenarnya bisa muncul dengan cara membiarkan virus terus menyebar sehingga banyak orang terinfeksi.
Apabila mereka sembuh, banyak orang akan kebal sehingga wabah akan hilang dengan sendirinya. Hal ini lantaran virus sulit menemukan inang untuk membuatnya tetap hidup dan berkembang.
Namun, mengutip dari laman Satgas Covid-19, jika Herd Immunity dibiarkan terjadi secara alami alias virus hilang dengan sendirinya, akan memakan waktu lama.
Tak hanya itu, dampak terburuk akan menyebabkan banyak kerusakan lain. Bahkan jika 1 persen orang yang terinfeksi pada akhirnya meninggal dunia, jika dilihat berdasarkan populasi global hal ini bisa menjadi jumlah yang besar.
“Sedangkan melalui infeksi alami akan membutuhkan biaya dan manusia yang banyak,” kata Soumya.
Mengutip dari laman Kemenkes, berdasarkan pengalaman dari beberapa penyakit infeksi menular, membiarkan virus menyebar tanpa vaksin bukan cara yang efektif untuk mencapai Herd Immunity, terutama pada penyakit yang menyebabkan keparahan dan kematian yang tinggi. Selain itu, virus juga dapat bermutasi seiring waktu. Hal ini menyebabkan antibodi dari infeksi sebelumnya hanya memberikan perlindungan untuk jangka waktu yang singkat, tidak seumur hidup.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Hasil Tes Herd Immunity Nasional Diperkirakan Selesai Akhir 2021
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.