TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Nasional merilis hasil evaluasi bencana selama tahun 2018. BNPB mencatat ada 2.426 bencana terjadi sepanjang tahun 2018 dengan korban jiwa mencapai 4.231 orang meninggal dan hilang.
"Tren bencana tahun ini meningkat, pada tahun ini terjadi 2.426 bencana," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei saat menyampaikan laporan Evaluasi Bencana 2018 di kantornya pada Rabu, 19 Desember 2018.
Baca: 498 Keluarga Terkena Dampak Banjir dan Longsor di Tasikmalaya
Dari catatan BNPB, Willem mengatakan bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebanyak 2.350 bencana. Bencana itu meliputi puting beliung, banjir dan tanah longsor. Sedangkan bencana geologi berjumlah 76 bencana seperti gempa, letusan dan erupsi gunung.
Willem mengatakan meski bencana geologi hanya 3,1 persen, namun dampaknya paling besar. Dari 20 kali gempa, kata dia, memakan korban jiwa sebanyak 572 orang, 2.012 mengalami luka-luka, 483.634 jiwa mengungsi dan 16.520 rumah rusak.
Sedangkan gempa yang diikuti tsunami, kata Willem, yang terjadi satu kali di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah mengakibatkan 3.397 orang meninggal dan 4.426 mengalami luka -luka.
Baca: BNPB: 1.999 Bencana di Indonesia Terjadi hingga September 2018
BNPB mencatat total dari keseluruhan bencana yang terjadi di tahun 2018 sebanyak 4.231 meninggal dan hilang, 6.984 mengalami luka-luka dan 9,9 juta mengungsi.
Willem mengatakan jumlah ini merupakan angka paling tinggi sejak tahun 2010. Saat itu, korban meninggal sebanyak 1.097 orang akibat bencana alam tsunami di Mentawai dan erupsi gunung Merapi.
Menurut Willem, meningkatnya tren bencana karena sejumlah faktor seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terus terjadi hingga ditemukan sesar baru.
Baca: BNPB Bandingkan Bencana 2007-2018, Ini yang Terbesar Korbannya