TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi ortonom bagi para perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah tak akan mengeluarkan sikap apapun terkait gerakan bernuansa politik seperti #2019GantiPresiden dan gerakan #2019TetapJokowi.
Baca juga: Jaring Peserta Muktamar, Aisyiyah Pakai Sistem Online
Noordjannah memastikan tak ada perwakilan Aisyiyah yang masuk dalam jajaran kubu salah satu capres-cawapres 2019.
Noordjannah pun hanya berpesan pada 10 juta warga Aisyiyah di tanah air untuk cerdas memilih pemimpin bangsa sesuai hati nurani. “Himbauan kami hanya pilihlah pemimpin dengan hati, secara jujur dan bisa memberikan harapan,” ujarnya.
Namun, Noordjanah mengatakan kader Muhammadiyah secara individu dipersilakan mengikuti gerakan apa saja sesuai pilihannya. "Tak dikoordinir organisasi," kata dia.
Sebab, ujar Noordjannah, apapun gerakan sosial maupun politik yang diikuti tiap individu merupakan hak kader Aisyiyah dan juga hak sebagai warga negara umumnya menyampaikan pendapat atau aspirasi.
Baca juga: Muhammadiyah Luncurkan Perangko Satu Abad Aisyiyah
Hanya saja ketika gerakan #2019GantiPresiden ada di antaranya menimbulkan gesekan horisontal antar warga, Aisyiyah menyesalkannya.
“Aisyiyah tak menginginkan perkembangan politik menjelang pemilihan presiden ini tak memberi harapan karena diwarnai cara-cara politik yang kasar, ada kekerasan, tidak mengedepankan akhlak dan keadaban, karena ini semua dilihat masyarakat,” ujarnya.
Aisyiyah berharap kontestasi pilpres bisa disi para calon dan pendukungnya dengan hal substantif, lewat program-program, adu gagasan, dan pendidikan politik yang mencerdaskan.
“Jangan dipandang masyarakat itu gampang diimingi apa-apa, tapi kami harapkan dalam pilpres semua calon memberikan harapan kebaikan bagi masyarakat,” ujarnya.