TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemilihan umum atau Pemilu 2019 sangat rumit. Aparat kepolisian diminta lebih siap menghadapi masalah yang mungkin timbul. "Kalau sistemnya rumit, banyak kemungkinan terjadi masalah," ucapnya di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Menurut JK, Pemilu 2019 merupakan pemilu paling rumit di dunia. Masyarakat Indonesia harus mencoblos lima kertas suara untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, DPRD tingkat 1 dan tingkat 2, Dewan Perwakilan Daerah, serta presiden dan wakil presiden.
Baca: Golkar Targetkan 110 Kursi DPR di Pemilu 2019
Dia memperkirakan ada sekitar 400 faktor yang harus dihitung suaranya di tempat pemungutan suara (TPS) nanti. Petugas pemilu membutuhkan waktu satu-dua hari untuk menyelesaikan rekapitulasi.
Penghitungan suara dalam pemilu lebih rumit karena menggunakan sistem terbuka, bukan tertutup. Dengan sistem tersebut, tak hanya partai yang mendapat suara, tapi juga calonnya. JK menilai sistem ini perlu dievaluasi, supaya pemilu bisa berjalan dengan lebih sederhana.
Baca: Soal Cawapres, Airlangga Klaim Jokowi Nyaman dengan Kader Golkar
Jusuf Kalla juga menyoroti rumitnya sistem pemilihan presiden dan wakil presiden yang saat ini berlaku. Penetapan calon presiden ditentukan dari hasil pemilihan legislatif pada pemilu lima tahun lalu. "Jadi, di samping calonnya sulit, sistemnya juga rumit," ujarnya.
Seperti diketahui, Indonesia akan menggelar Pemilu pada 2019. Pemilihan legislatif dan presiden akan digelar berbarengan.