TEMPO.CO, Jakarta - Meski mengakui ada uang Rp5 miliar yang diserahkannya untuk Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Bali pada 2016, terdakwa korupsi KTP elektronik (e-KTP) Setya Novanto mengatakan tak tahu sumber uang itu. “Masalahnya, saya juga baru tahu, tahu-tahu ada uang sejumlah itu,” kata Setya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Kamis 22 Maret 2018.
Uang Rp5 miliar untuk rapimnas itu diberikannya kepada panitia. “Saat itu pada 2016 saya juga memberikan uang pribadi Rp1 miliar untuk membantu.”
Menurut Setya, mengatakan uang yang berasal dari PT Biomorf Mauritius itu sebelumnya diterima keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi. Uang diantar pesuruhnya, Ahmad setelah dikirim oleh perusahaan penukaran uang PT Inti Valuta. Irvanto yang saat itu juga penyelenggara rapimnas dan membutuhkan uang Rp5 miliar.
Baca:
Sambil Menangis, Setya Novanto Minta Maaf ...
Setya Novanto: Ada Uang E-KTP ke Puan ...
Menurut Setya, setelah mengetahui bahwa uang Rp5 miliar itu berasal dari proyek e-ktp maka bekas Ketua DPR itu mengembalikannya melalui rekening Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Jangan sampai karena itu menyangkut partai atau keponakan saya, maka dengan sadar hati saya harus kembalikan karena itu merupakan uang negara,” kata Setya.
Irvanto menurut Setya juga telah mengakui mendapatkan dana Rp5 miliar ketika diperiksa penyidik pada Rabu malam, 21 Maret 2018. Sebelumnya, di persidangan Irvanto selalu mengelak memdapatkan uang itu.
Jaksa penuntut umum KPK mendakwa Setya korupsi dengan berperan meloloskan anggaran proyek e-KTP di DPR pada 2010-2011 saat menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar. Setya disebut menerima imbalan US$7,3 juta. Dia juga diduga menerima jam tangan merek Richard Mille seharga US$135 ribu.
Baca juga:
Pramono Anung Minta Setya Novanto Tidak Asal ...
PDIP: Setya Novanto Sebut Banyak Nama Demi ...
Sedangkan Irvanto menjadi tersangka karena disebut menerima uang US$3,5 juta dari PT Biomorf Mauritius melalui perusahaan penukaran uang dari Singapura.
Manajer PT Inti Valuta, Riswan alias Iwan Barala, sebagai pengelola perusahaan money changer yang menyalurkan uang, membenarkan adanya aliran dana itu. "Kemungkinan saya kasih ke Irvanto antara US$3,5-an. Sudah dipotong fee," kata Riswan saat bersaksi untuk Setya Novanto, Senin, 5 Maret 2018.