TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy menanggapi rencana politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang ingin maju dalam pemilihan presiden 2019 karena terinspirasi oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Menurut Romy, sapaan akrab Romahurmuziy, ada tiga perbedaan yang nyata antara Malaysia dengan Indonesia. "Pertama, Mahathir itu delayed reformation 20 tahun dibanding Indonesia. Jadi, justru Malaysia yang belajarnya terlambat ke Indonesia. Jangan dibalik," kata Romy kepada Tempo pada Senin, 11 Juni 2018.
Baca: Muhaimin: Amien Rais Lebih Berpeluang Jadi Capres dari Prabowo
Seperti diketahui, saat terpilih sebagai PM Malaysia, Mahathir menegaskan punya cukup bukti bahwa mantan PM Malaysia Najib Razak melakukan tindak pidana korupsi. Dan Mahathir juga akan membuka kasus dugaan korupsi Najib Razak, salah satunya skandal korupsi di perusahaan milik negara, 1Malaysia Development Berhard (1MDB).
Menurut Romy, kondisi yang dialami Malaysia serupa dengan Indonesia pada 20 tahun lalu. Sehingga, ia pun menilai kemenangan Mahathir merupakan reformasi yang tertunda.
Perbedaan kedua, kata Romy, Najib Razak sama korupnya seperti Presiden RI kedua Soeharto. "Di Indonesia sekarang, siapa yang jadi 'Soeharto'-nya?" kata dia.
Baca: Terinspirasi Mahathir, Amien Rais Berencana Maju Jadi Capres 2019
Ketiga, Romy mengatakan Mahathir menang justru karena semakin senior sehingga pikirannya semakin terbuka dengan mengedepankan koalisi kebhinnekaan multietnis. "Sementara Pak Amien justru menyempit pada koalisi sektarian keumatan. Lagi pula, partai mana yang mau ngusung Pak Amien? Kalau hanya PAN kan nggak bisa," ujarnya.
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sebelumnya mengungkapkan rencana maju sebagai calon presiden 2019. Ia mengaku terinspirasi oleh Mahathir Mohamad yang terpilih menggantikan Najib Razak. Mahathir menjabat di saat usianya sudah 92 tahun. "Mbah Amien Rais ini walaupun tua enggak apa-apa. Begitu Mahathir jadi saya jadi remaja lagi sekarang," ujar politikus berusia 74 tahun itu pada Sabtu, 9 Juni 2018.
Amien Rais mengatakan banyak yang mendorongnya menjadi capres. Banyak yang menghiburnya agar tak mengindahkan komentar-komentar tentang usianya. "Saya sering dihibur, orang-orang sekarang bilang Pak Amien tua bangka, bau tanah, reyot, sekarang jadi remaja. Karena Mahathir satu angkatan di atas bisa menang, kan. Never say no," kata dia.
Baca: Amien Rais Minta Warga Kampung Eks Gusuran Berdoa Ganti Presiden