TEMPO.CO, Yogyakarta - Aliansi Masyarakat Yogyakarta tetap menggelar aksi Jogja Benteng Pancasila pada hari ini Jumat 1 Juni 2018. Namun mereka memindahkan lokasi yang awalnya di titik nol Yogyakarta menjadi di parkir barat Stadion Mandala Krida.
Masyarakat yang hendak ikut acara itu kini telah berkumpul di lokasi. “Tetap mengadakan aksi tetapi lokasi dipindah,” kata Gimmy Rusdin Sinaga, wakil koordinator aksi “Jogja Benteng Pancasila, Jumat, 1 Juni 2018.
Sebelumnya polisi membatalkan acara aksi Jogja Benteng Pancasila di titik nol. Pembatalan tersebut karena pada saat yang sama juga beredar rencana acara Aksi Bela Bangsa yang dimotori kubu gerakan #2019GantiPresiden.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Kaka Slank: Pancasila Jangan Cuma Hafalan
Polisi menilai kedua acara tersebut berpotensi menimbulkan kerawanan. "Itu alasan kenapa kami membatalkan," kata Kepala Kepolisian DIY Brigadir Jenderal Ahmad Dofiri di Yogyakarta, Kamis 31 Mei 2018.
Namun acara aksi Jogja Benteng Pancasila ini tetap berlangsung hari ini dan dihadiri antara lain dari elemen akademisi, praktisi, rohaniawan dan ulama, mahasiswa, tokoh masyarakat hingga petani.
Acara yang dimulai pukul 14.00 itu diawali dengan iringan salawat dari para santri kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Setelah itu acara akan diisi dengan penampilan tari dari berbagai daerah, orasi kebangsaan dan pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Yogyakarta. Acara akan ditutup dengan menyanyikan lagu Bagimu Negeri.
Menurut Ketua Panitia Imam Priyono, keinginan masyarakat Yogyakarta untuk merayakan hari lahir Pancasila sangat tinggi. Ada atau tidak ada sekelompok masyarakat mengadakan acara yang sama, elemen ini selalu menggelar peringatan kelahiran Pancasila.
Baca juga: Aksi Bela Bangsa dan Aksi Pancasila Batal di Titik Nol Yogya
"Hari lahir Pancasila ini oleh masyarakat dijadikan momentum untuk mempertegas Yogyakarta sebagai Benteng Pancasila," kata Imam.
Ia menjelaskan, Yogyakarta dikenal sebagai mini Indonesia, karena banyaknya pendatang dari berbagai daerah, apalagi mahasiswa yang setiap tahun berduyun-duyun untuk menimba ilmu. Keanekaragaman yang ada di Yogyakarta bisa bersatu dalam naungan satu ideologi yaitu Pancasila.
AIiansi Masyarakat Yogyakarta menolak dengan tegas radikalisme dan gerakan-gerakan intoleran. Termasuk gerakan yang menyusup mengatasnamakan kebangsaan namun sebenarnya adalah gerakan yang melemahkan nilai Pancasila itu sendiri.