TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat gempa Banjarnegara dengan kekuatan 4,4 skala Richter (SR) terus bertambah. Dari data sementara, tercatat dua orang meninggal dalam kejadian pada Rabu siang ini, pukul 13.28 WIB, 18 April 2018.
“Keduanya adalah Asep, 13 tahun, siswa kelas 5 SD dan Ibu Kasri, 80 tahun,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Baca juga:
Baca juga: Gempa 4,4 SR Guncang Banjarnegara, 1 Orang Meninggal
Dalam keterangan sebelumnya, baru satu orang dinyatakan tewas yaitu Asep. Ia dan Kasri merupakan warga Desa Kasinoman, Kecamatan Kalibening Banjarnegara. Kecamatan inilah yang terkena dampak paling parah akibat guncangan gempa.
Pusat gempa terjadi di daratan, pada kedalaman 4 kilometer dan 52 kilometer utara Kebumen, Jawa Tengah. Titik asal gempa yang dangkal dan kondisi tanah gembur di Banjarnegara, ditenggarai menjadi penyebab parahnya kerusakan.
BNPB juga mencatat korban luka sementara mencapai 21 orang. Sebagian besar dari mereka terluka akibat tertimpa bangunan yang roboh. Para korban telah dilarikan ke Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah Banjarnegara untuk mendapat perawatan intensif.
Untuk mengevakuasi korban gempa lainnya, sebanyak 180 personel tim gabungan diturunkan ke lokasi kejadian. Tim terdiri Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, TNI, Polri, Basarnas, Palang Merah Indonesia, dan relawan lainnya. Posko tanggap darurat, dapur umum, pos kesehatan, hingga pos pengungsian pun telah didirikan di Kecamatan Kalibening.
Terkait gempa Banjarnegara, Sutopo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing pada isu-isu menyesatkan. “Hingga saat ini BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) melaporkan tidak ada gempa susulan,” kata dia.