TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa dengan magnitude 4,4 SR yang mengguncang Banjarnegara, Jawa Tengah merupakan gempa yang dangkal tapi merusak.
"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal, dengan mekanisme kombinasi pergerakan mendatar dan naik (Oblique Thrust Fault)," kata Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam keterangannya pada Rabu, 18 April 2018.
Baca: 2 Ribu Orang Mengungsi Akibat Gempa Banjarnegara
Gempa bumi tektonik tersebut terjadi pada Rabu, 18 Apri 2018 pada pukul 13.28 WIB dengan kekuatan 4,4 SR pada 7,21 Lintang Selatan dan 109,65 Bujur Timur dengan kedalaman empat kilometer. Gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami karena pusat gempa berada di darat.
Baca: Gempa Banjarnegara, 316 Rumah Rusak
Berdasarkan model peta tingkat guncangan (shakemap) terlihat bahwa tingkat guncangan terbesar terjadi di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara pada skala II SIG-BMKG (IV-V MMI). Sedangkan, menurut laporan masyarakat yang diterima BMKG, guncangan gempa dirasakan cukup kuat di Kecamatan Kalibening-Banjarnegara dan sekitarnya.
"Warga agar tetap waspada dengan gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil," kata Sadly. Selain itu, warga diimbau agar tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD, serta informasi dari BMKG serta tidak terpancing dengan isu yang tidak bertanggungjawab.