FPI: Kalau Negara Darurat, Rizieq Shihab Bisa Saja Jadi Presiden
Reporter
Chitra Paramaesti
Editor
Ninis Chairunnisa
Jumat, 23 Februari 2018 10:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Novel Bamukmin menanggapi masuknya Ketua Umum FPI Rizieq Shihab dalam bursa nama calon presiden dalam Survei Pemilu Presiden yang dilakukan Lembaga Media Survei Nasional (Median).
Menurut Novel, bisa saja Rizieq menjadi Presiden, tapi tanpa menggunakan Pemilihan Umum melainkan didasarkan musyawarah mufakat, bukan demokrasi. “Kalau negara darurat dan mayoritas rakyat Indonesia meminta Habib Rizieq, bisa saja itu terjadi,” kata Novel kepada Tempo pada Jumat, 23 Februari 2018.
Baca: Rizieq Shihab dan Ustad Somad Masuk Bursa Capres di Survei Median
Masuknya nama Rizieq Shihab dalam bursa nama calon presiden di survei Median tak lepas dari pertanyaan terbuka yang diajukan lembaga itu kepada para responden. Direktur Median Rico Marbun mengatakan, nama Rizieq dan pendakwah Abdul Somad atau Ustad Somad diusulkan responden ketika mereka diminta mengusulkan tokoh di luar 33 nama yang ada dalam survei itu.
Sekitar 33 nama yang diusulkan diantaranya Agus HarimurtiYudhoyono; AhmadHeryawan; AirlanggaHartarto; Al MuzzamilYusuf; AniesBaswedan; Anis Matta; Budi Gunawan; Chairul Tanjung; Fahri Hamzah; dan, GatotNurmantyo. Kemudian HaryTanoesoedibjo; AburizalBakrie; Hidayat Nur Wahid; IrwanPrayitno; Presiden JokoWidodo; M Shohibul Iman. Ada juga nama Mahfud MD; Mardani Ali Sera; Moeldoko; MuhaiminIskandar; PrabowoSubianto; Puan Maharani; Salim Segaf Al Jufri; dan, Surya Paloh. Selanjutnya terdapat nama SusiPudjiastuti; Tuan Guru Bajang M Zai
Baca: Gaduh Mudik Rizieq Shihab dan Belah Suara Alumni 212
Menurut Rico, pertanyaan yang diajukan kepada responden adalah jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, siapakah yang anda pilih menjadi Presiden RI? dan jika namanya tidak ada dalam daftar harap anda sebutkan. Hasilnya elektabilitas Rizieq Shihab yakni 0,3 persen, lalu Ustad Somad, elektabilitasnya 0,3 persen,” kata Rico Marbun.
Rico menuturkan, cara yang dilakukannya dengan memberi kesempatan responden menyertakan calon presiden pilihannya lebih adil dibanding hanya menyodorkan beberapa nama.
Survei digelar pada tanggal 1 sampai 9 Februari 2018 dengan mengambil 1.000 responden dengan tingkat batas kesalahan sebesar kurang lebih 3,1 persen. Survei itu diklaim mencapai tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun sampel dipilih secara acak dengan teknik multistage random sampling.
Pengamat politik dari Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai kemunculan nama Rizieq Shihab dalam bursa capres karena faktor popularitas Rizieq. Meski begitu, potensi Rizieq menjadi calon presiden masih sangat jauh.
“Orang populer itu belum tentu disukai. Orang suka belum tentu juga memilih. Jadi calon presiden itu banyak pertimbangan politiknya,” kata Pangi.