Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Kejanggalan Tersangka Pembunuh Polisi di Bali  

image-gnews
Polisi menggiring warga negara Australia berinisal SC (tengah) yang terlibat pembunuhan seorang anggota kepolisian saat pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Trijata Denpasar, 20 Agustus 2016. ANTARA FOTO
Polisi menggiring warga negara Australia berinisal SC (tengah) yang terlibat pembunuhan seorang anggota kepolisian saat pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Trijata Denpasar, 20 Agustus 2016. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Kepolisian Resor Kota Denpasar masih menelisik motif pembunuhan anggota kepolisian Ajun Inskpetur Daerah Wayan Sudarsa. Keterangan dari kedua tersangka yang merupakan pasangan kekasih David James Taylor dan Sara Connor, berubah-ubah.

Keterangan terbaru, menurut Kepala Polrestra Denpasar Komisaris Besar Hadi Purnomo, pemicu terjadinya keributan antara pasangan kekasih warga negara asing itu dengan korban adalah tas Sara yang hilang. "Kemudian menuduh polisi yang mengambil," ujarnya, di Mapolrestra Denpasar, Selasa, 23 Agustus 2016.

Hadi menuturkan saat itu David merogoh kantong Sudarsa. Setelah itu terjadilan adu fisik. "Korban (Sudarsa) bilang 'Saya enggak ngambil, enggak tahu'. Terus dijawab David, 'Kamu bohong, kamu polisi gadungan'," kata dia. "Polisi digeledah ya tersinggung dong, sehingga terjadi itu (keributan)."

Hadi menjelaskan ketika David nekad merogoh kantong Sudarsa, kejadian tersebut berlangsung di tangga kecil di samping trotoar area pantai. "Dipukul pakai handphone dua kali, kemudian pakai botol, pecahannya itu dipukul lagi, sehingga terjadi luka robek," tuturnya.

Ketika pemukulan terjadi Sudarsa terus mundur hingga masuk ke dalam area pantai. Perkelahian antara keduanya membuat Sara bergegas menarik Sudarsa dari belakang, sehingga terlepas dari David. Saat itu David melihat ada teropong di tubuh Sudarsa. "Kemudian teropongnya diambil lalu dihantamkan ke korban," katanya.

Hadi memastikan tindakan Sara yang menarik Sudarsa ketika berkelahi dengan David, bukan atas perintah David. Tetapi, merupakan inisiatif Sara sendiri. "Otomatis (ditarik) karena merasa pacarnya dianiaya," ujarnya.

Sebelumnya, kuasa hukum Sara, Erwin Siregar, memberikan keterangan berbeda. Dia mengatakan kliennya dalam keadaan mabuk dan tidak mengetahui persis kejadian itu.  

Baca: Pengacara Benarkan Sara Mabuk Saat Kejadian

Kuasa Hukum David, Haposan Sihombing, mengatakan pada pemeriksaan kedua, Senin kemarin, kliennya mengakui dirinya terlibat pembunuhan anggota Unit Lalu Lintas Polsek. Seperti diungkapkan Hadi, kejadian itu dipicu hilangnya tas Sara di Pantai Kuta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Haposan, pada Rabu dini hari pekan lalu, Sara dan David berpacaran di tepi Pantai Kuta. "Kemudian ditanyakan ke seseorang, dan seseorang itu menjawab bahwa 'saya polisi', akhirnya polisi ini mendorong," katanya di Mapolresta Denpasar, Selasa, 23 Agustus 2016. "Setelah didorong terjatuh, ditindih. Pada saat ditindih dicoba dilerai oleh Sara."

Pada saat itulah, ujar Haposan, David melihat ada teropong di tubuh Sudarsa, kemudian dipukulkan. Ia menambahkan setelah kliennya memukul Sudarsa, kemudian kembali menanyakan tas milik Sara. Haposan menuturkan, saat itu Sudarsa menunjuk ke sebuah tempat di sekitar lokasi keributan.

"Kemudian (David) berdiri, tahu-tahu orang itu (korban) menarik kakinya hingga terjatuh. Di situlah tangannya (David) menyentuh satu benda yang tajam, kemudian dipukulkan kepada korban," ujarnya.

Baca: Pembunuhan Polisi Bali, Pengacara Kedua Tersangka Beda Suara

Selanjutnya, kata Haposan, kliennya itu melihat ada handphone yang juga digunakan untuk memukul korban. Tak berhenti di situ, di sekitar David terdapat botol bir ukuran besar. "Terus dipukul bagian kepala belakang yang mengakibatkan korban pada saat itu tidak ada perlawanan," katanya.

Ketika mengetahui Sudarsa sudah tidak berdaya, David berusaha untuk mencari lagi tas pacarnya yang hilang itu. Saat mencari tas itu, tutur Haposan, David kembali menenteng dua botol bir. "Tujuannya untuk berjaga-jaga memastikan kondisi korban, dia coba balikkan ternyata sudah tidak ada gerakan lagi. Dia (David) balik lagi ke Sara bilang 'tas kamu tidak ditemukan mari kita pulang ke penginapan," tuturnya. "Besoknya (Kamis, 18 Agustus) mereka pindah (penginapan) ke Jimbaran."

David dan Sara yang ditangkap di depan kantor Konjen Australia pada 19 Agustus lalu. Selang sehari, keduanya ditetapkan sebagai tersangka sejak Sabtu, 20 Agustus 2016.

BRAM SETIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

10 jam lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

3 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

3 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

3 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

4 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri


Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

7 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Satu Keluarga Jatuh dari Apartemen, Psikolog Forensik: Kedua Anak Bisa Disebut Korban Pembunuhan

Reza mengatakan, anak-anak dalam peristiwa satu keluarga tewas jatuh dari apartemen ini harus tetap diposisikan sebagai orang yang tidak setuju.


Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

8 hari lalu

3 Pelaku pembunuhan berencana terhadap karyawan PT MRT (Perseroda) Disa Dwi Yarto yang sudah ditangkap Polda Metro Jaya, Jumat, 17 November 2023. Tempo/M. Faiz Zaki
Sidang Pembunuhan Karyawan MRT: Korban Dibius di Kalibata, Dibunuh di Tebet, Dibuang di BKT

Pelaku pembunuhan karyawan MRT Disa Dwi Yarto sempat membius korban, tetapi tidak berhasil


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

8 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.