TEMPO.CO, Kediri - Pencetakan modul belajar sekolah dasar di Kota Kediri mendadak terhenti. Dinas pendidikan setempat berdalih seluruh percetakan sibuk melayani proyek pembuatan atribut pemilu sehingga pencetakan modul belajar terpaksa ditunda.
Sejak semester dua dimulai awal 2014, seluruh siswa sekolah dasar di Kediri tidak memiliki modul belajar. Modul belajar ini sering disebut dengan istilah lembar kerja siswa (LKS) yang berisi ringkasan materi dan latihan soal. Modul tersebut dibuat dan dicetak oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri sebagai pedoman pembelajaran di sekolah. "Buku itu menjadi panduan mengajar kami," kata Siti Saudah, guru Sekolah Dasar Sukorame II Kediri, Kamis, 23 Januari 2014.
Namun pencetakan modul belajar untuk semester dua itu tiba-tiba dihentikan oleh Dinas Pendidikan. Sesuai penjelasan yang diterima sekolah, buku tersebut tak lagi bisa dicetak karena keterbatasan alat produksi. Gara-garanya, sejumlah percetakan rekanan Dinas Pendidikan sedang sibuk menggarap proyek logistik pemilu. Di antaranya mencetak pamflet, brosur, hingga alat peraga calon anggota legislatif dan partai.
Akibat kekosongan modul belajar tersebut, hampir seluruh guru di Kota Kediri mengaku kesulitan untuk menerangkan pelajaran di kelas. Selama ini mereka terbiasa menggunakan modul dari Dinas Pendidikan agar tidak melenceng dari materi. Sebab, sebagian soal ujian diambil dari modul tersebut. "Terutama kelas bawah yang sulit cari buku panduan," kata Riyoko, guru SD Negeri Mojoroto.
Menurut Riyoko, Dinas Pendidikan seharusnya tidak seenaknya menghentikan pencetakan modul karena agenda pemilu. Sebab, imbasnya dialami oleh para siswa. Mereka kebingungan saat belajar karena tak memiliki buku pegangan dari Dinas Pendidikan.
Sampai berita ini diturunkan, Dinas Pendidikan Kota Kediri belum bisa dimintai penjelasan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Wachid Ansyori tak merespons saat ditelepon.
HARI TRI WASONO