TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan Kota Malang akhirnya menarik 13 ribu buku kerja siswa kelas V sekolah dasar semester satu. Buku ditarik setelah ditemukan frasa pelacur dalam topik ayo ayo menambah wawasan. Pada halaman 34 bahan ajar tematik disebutkan ibu rumah tangga menjadi orang tua tunggal bertanggung jawab untuk menghidupi anak dengan menjadi pelacur.
"Buku disusun Kelompok Kerja Guru, tim penyusun diminta penjelasan dan sementara ditarik," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Zubaidah, Selasa, 17 November 2015.
Menurut Zubaidah, buku melalui proses editing dan diawasi secara ketat. Kini, Dinas Pendidikan tengah menyelidiki bagaimana naskah tersebut lolos editing.
Sementara, menurut Zubaidah, sejumlah sekolah menutup tulisan "Pelacur" dan menggantinya dengan jenis pekerjaan tertentu. Isi buku, katanya, akan direvisi dan dibagikan kembali pekan depan. Kasus tersebut juga telah diketahui Menteri Pendidikan Dasar Anies Baswedan. Menteri Anies meminta guru memberikan motivasi dan mengganti dengan buku ajar yang lain.
Sepekan ini, SD di Kota Malang dihebohkan dengan buku lembar kerja siswa (LKS) yang memuat pelacur sebagai pekerjaan bertanggung jawab pada keluarga. Kata pelacur itu terselip dalam materi buku LKS kelas V SD itu tentang macam-macam tanggung jawab. Ada tiga bentuk tanggung jawab yakni tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa negara.
Contoh yang menjadi kontroversial berada di poin dua, yakni tanggung jawab terhadap keluarga. Contoh itu menyebutkan, bahwa seorang ibu seolah diperbolehkan menjadi pelacur. "Contoh: Seorang ibu hidup dengan tiga anak, karena suaminya meninggal dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup anak-anaknya, walaupun harus menjadi pelacur sekali pun, karena demi memberikan kehidupan dan bertanggung jawab atas ketiga anaknya," demikian kalimat lengkapnya.
LSK tersebut dibuat Dinas Pendidikan Kota Malang dengan sampul berjudul Insan Bermartabat. Alokasi dana tersebut disusun dengan pembiayaan dana Bantuan Operasional Siswa dan dibuat sebagai buku kerja pendamping siswa. Buku tersebut tiba di sekolah sekitar dua pekan lalu, sebagian sudah dibagikan kepada siswa, tapi sisanya belum disebarkan. Buku tersebut penggunaannya diwajibkan untuk semua sekolah di Kota Malang.
Salah seorang wali murid, Susilowati, mengaku anaknya masih memegang buku kerja siswa. Pihak sekolah mengganti "pelacur" dengan pembantu rumah tangga. "Saya sulit menjelaskan definisi pelacur," ujarnya.
EKO WIDIANTO