TEMPO.CO, Jakarta - Bulan September sudah lama diketahui sebagai target utama serangan teroris di seluruh dunia. “Tak hanya di Indonesia, tren peningkatan teror cenderung terjadi pada September,” ujar pengamat Pertahanan dan Keamanan Universitas Indonesia (UI) Andi Widjajanto saat dihubungi Tempo, Sabtu, 1 September 2012.
Asosiasi September sebagai bulan serangan teror dimulai pada September 1972. Saat itu, terjadi penembakan atlet Olimpiade asal Israel yang tengah berlaga di Muenchen, Jerman Barat. “Aksi itu disebut sebagai teror global pertama dan sejak itu September diasosiasikan sebagai momen tepat untuk menebar teror,” kata Andi.
Namun, Andi juga tak menampik adanya pengaruh kuat Doktrin Hambali di Indonesia sehingga teror juga kerap terjadi menjelang Idul Fitri. “Benar, doktrin itu juga cukup kuat pengaruhnya,” ujarnya.
Untuk itu, momen setelah ataupun menjelang Idul Fitri juga dianggap sebagai saat yang tepat untuk melakukan penyucian terhadap Hari Raya Umat Muslim itu.
Pengaruh jaringan Abu Omar diduga sangat dominan dalam aksi teror di Solo. “Ini semacam panggilan konsolidasi untuk sel jaringan terorisme lainnya untuk menjalankan rencana besar mereka,” dia menjelaskan.
Jumat malam tadi, terjadi baku tembak antara Detasemen Khusus Antiteror 88 dengan kelompok teroris di Jalan Veteran, Solo. Seorang pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara itu melawan dengan tembakan. Tiga orang tewas dalam baku tembak tersebut, terdiri dari dua orang dari pihak terduga teroris dan satu orang petugas Densus 88 atas nama Bripda Suherman.
Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dalam serangan terakhir yang berlangsung Kamis sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat.
Sebelumnya, serangan pertama terjadi pada 17 Agustus lalu yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. Pengendara sepeda motor memberondong Pos Pengamanan Lebaran 05 Gemblekan dengan sembilan tembakan. Dua polisi terluka akibat serangan itu. Sehari kemudian, serangan terjadi lagi terhadap pos pengamanan di kawasan Gladak. Serangan tak memakan korban, tetapi pengendara motor melempar benda sejenis granat ke pos tersebut.
SUBKHAN
Berita lain:
Pengamat: Motif Teror Solo Berkaitan Dumaltin
DPR Panggil Kapolri Terkait Terorisme Pekan Depan
Kelompok Solo Terkait Jaringan Filipina
Kapolri: Motifnya Balas Dendam kepada Polisi
Jenazah Polisi Densus 88 Diterbangkan ke Makassa