TEMPO.CO, Jakarta - Usai kisruh kenaikan uang kuliah tunggal atau UKT, Universitas Riau (Unri) memasukkan hampir 50 persen dari 2 ribu mahasiswa baru ke kelompok UKT rendah, yakni UKT 1 sebesar Rp 500 ribu dan UKT 2 Rp 1 juta per semester.
Wakil Rektor IV Unri Sofyan Husein Siregar menyampaikan bahwa kampusnya pada tahun ini membagi kelompok UKT menjadi tujuh kelompok, turun lima level dari sebelumnya 12 kelompok. Ini berlaku untuk 54 dari 55 program studi yang ada setelah selesai memverifikasi data kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa.
Sofyan yang merupakan wakil rektor bidang perencanaan, kerja sama, dan sistem informasi,menuturkan, dalam pemberlakuan UKT tahun ini, Unri berupaya menjunjujung tinggi azas keadilan pendidikan.
"Dengan melakukan verifikasi maksimal terhadap bukti dokumen penghasilan dan ekonomi orang tua atau wali mahasiswa yang dikirimkan secara online saaat pendaftaran ulang," katanya dari keterangan resmi yang diterima Tempo Selasa, 21 Mei 2024.
Dari hasil verifikasi tersebut, Unri memasukkan 803 dari sekitar 2 ribu mahasiswa baru atau hampir 50 persen ke kelompok pembayar UKT rendah, yakni Rp 500 ribu untuk kelompok UKT 1 dan Rp 1 juta untuk kelompok UKT 2. "Rasanya sudah sangat terjangkau dan memberi rasa adil untuk masyarakat," ujarnya.
Sebelumnya, dalam rapat dengan pendapat di DPR beberapa waktu lalu, sejumlah mahasiswa Unri menyebutkan terdapat beberapa mahasiswa baru yang mengundurkan diri akibat mendapatkan UKT yang tinggi. Padahal, kemampuan ekonomi mahasiswa tersebut menengah ke bawah. Sofyan mengatakan aapa yang disampaikan oleh para mahasiswa itu kurang tepat.
Menurut Sofyan, yang benar adalah setelah kampus melalukan pengecekan ulang, terdapat 46 mahasiswa mengajukan permohonan revisi UKT dan sebagian besar dikabulkan Unri.
"Rinciannya, 24 mahasiswa diturunkan UKT-nya satu tingkat, 10 mahasiswa diturunkan dua tingkat, tiga mahasiswa diturunkan tiga tingkat, satu mahasiswa diturunkan empat tingkat. Sementara sisanya, 8 mahasiswa tidak dapat diturunkan karena sudah sesuai aturan," ujarnya.
Kendati demikian, Unri mengaku tetap mengapresiasi kreativitas mahasiswa yang berjuang menyalurkan aspirasinya. "Hanya saja, sebagai lembaga pendidik, tugas Unri pula untuk mendidik dan mengarahkan mereka dengan baik, agar dalam setiap tindakan yang dilakukan, dapat tampil elegan, objektif, menjunjung tinggi etika, dan penuh rasa tanggung jawab. Itu tugas kami juga,” kata Sofyan.
Pilihan Editor: Kirim Surat Terbuka, BEM UNS Solo Desak Nadiem Mundur Jika Tak Bisa Atasi Persoalan UKT