TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan tidak akan mengubah kurikulum muatan lokal 'Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta' terkait dengan munculnya Kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' yang dinilai tak sesuai untuk anak kelas 2 SD.
“Saya pikir yang terpenting bukan mengubah kurikulum. Tetapi bagaimana semua stakeholder melakukan pengawasan,” kata Taufik ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 14 April 2012. Pemangku kepentingan (stakeholder) itu meliputi orang tua, sekolah, dinas pendidikan, dan penerbit.
“Penerbit juga harus melakukan pengawasan. Mereka harus bertanggung jawab terhadap isi buku sekolah. Seharusnya ada editor untuk materi yang ada di dalam buku,” katanya.
Dia juga berharap para penulis buku lebih memperhatikan aspek psikologi anak dalam menulis cerita. “Semua pihak berperan, termasuk asosiasi pendidikan,” katanya.
Menurut Taufik, kisah Bang Maman dari Kali Pasir memiliki berbagai versi. ”Jadi sudah sewajarnya penerbit memilih versi yang pantas untuk psikologi anak usia 7 tahun atau kelas 2SD,” katanya.
Taufik mengatakan konteks nilai yang diajarkan dalam kisah Bang Maman adalah untuk mengenal karakter yang bersikap baik dan buruk. “Intinya karakter itu dikenalkan melalui cerita yang berbau kedaerahan, seharusnya bisa dikemas lebih cermat” katanya.
Hal yang sama juga ditujukan kepada Kisah si Angkri. Dalam versi LKS terbitan CV Widya Utama, si Angkri disebutkan melakukan kekerasan dengan membunuh. “Sebenarnya bukan begitu, intinya adalah mengajarkan ada yang namanya perseteruan. Tapi mengemasnya juga bisa dengan kisah Si Pitung. Perseteruan si Pitung dengan Belanda, misalnya,” katanya. “Intinya adalah harus ada kajian edukasi.”
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
Berita lain:
Biem Benyamin: Tak Ada 'Bang Maman' di Betawi
'Bang Maman' di Buku SD, Diknas Kecolongan
Kontroversi Istri Simpanan di Buku Kelas 2 SD
Kisah Bang Maman, Penerbit Buku Anak Diminta Sensitif
Pantaskah 'Bang Maman dan Istri Simpanan' di Buku SD?
Bang Maman Tak Punya Simpanan di Kembangan
Sikap Sekolah Soal Kisah Bang Maman