TEMPO.CO, Lampung - Sekitar 300-an massa dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berdemonstrasi menuntut Bupati Pesawaran Arisandi Darmasaputra minta maaf. Dia dinilai telah menghina Gubernur Lampung Sjachroedin Zainal Pagaralam dan PDI-P, Rabu, 8 Februari 2012.
Demonstran mengancam akan mengadukan Arisandi ke polisi karena telah menyebarkan kebencian terhadap kelompok tertentu. “Sangat tidak etis seorang bupati menghujat dan menghina seorang gubernur dan partai kami,” kata koordinator aksi, M. Nasir, Rabu, 8 Februari 2012.
Massa yang berasal dari 14 kabupaten dan kota Lampung itu sempat dihadang ratusan pendukung Bupati Pesawaran yang membawa senjata tajam dan bambu runcing. Aksi itu membuat sekitar 1.500-an massa PDIP dari tiga daerah tersebut kocar-kacir melarikan diri.
Mendengar rekannya dikejar oleh massa pendukung Bupati Pesawaran, massa PDIP dari Kota Bandar Lampung, Metro, dan Lampung Selatan mengamuk dan mendobrak pintu gerbang kantor Bupati.
Aksi itu dapat diredam oleh ratusan aparat keamanan dari Kepolisian Resor Lampung Selatan, Kepolisian Daerah Lampung, dan aparat TNI. “Aksi premanisme itu telah mencederai demokrasi,” kata Sudiwati, seorang aktivis PDIP yang nyaris dikeroyok massa pendukung Bupati Pesawaran.
PDIP Lampung meminta Arisandi meminta maaf dan mencabut pernyataan yang melecehkan Gubernur Lampung Sjachrodin ZP dan PDIP dalam sebuah acara peresmian program bedah rumah di Kecamatan Way Lima, 26 Januari 2012 lalu.
Dalam acara itu, kata Sudiwati, Arisandi menghina Sjachroedin sebagai gubernur dengan perkataan tak pantas di depan warga. “Dalam rekaman yang kami peroleh, Arisandi menyerukan warga tidak memilih PDIP dalam pemilu mendatang. Dia mengatakan, kalau memilih kader PDIP, negara tidak akan pernah maju,” katanya.
PDIP Lampung meminta pernyataan maaf itu harus dimuat di media massa lokal Lampung selama tiga hari berturut-turut. Mereka juga meminta seluruh kader PDIP yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Pesawaran lebih kritis dalam penyusunan dan pengawasan anggaran pendapatan dan belanja daerah. “Jangan takut intimidasi dan cara-cara premanisme,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Bupati Pesawaran Arisandi Darmasaputra belum bisa dikonfirmasi. Telepon dan pesan pendek yang dikirim Tempo tidak dibalas.
NUROCHMAN ARRAZIE