TEMPO Interaktif, Jepara - Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari belakangan ini mengakibatkan kapal tongkang pengangkut batu bara yang dinakhodai Suhadi, saat dalam perjalanan dari Cirebon menuju Asam-asam, Kalimantan Selatan, terdampar di pantai Desa Ujungbaru, Kecamatan Kota, Jepara, Jawa Tengah.
Kepala Satuan Polisi Air Kepolisian Resor Jepara, Ajun Komisaris Besar Polisi Gun Suwondo, mengatakan tongkang tersebut ditarik kapal tug boat jenis TB AME 01. Sebelum terdampar kapal itu berusaha berlindung di perairan Pulau Panjang-Bandengan. Namun karena gelombang laut cukup tinggi, tali besi yang tersambung tug boat terputus. Kapalnya terlempar, dibawa gelombang dan terdampar di pantai Ujungbatu. “Para ABK masih ada di tug boat, dalam keadaan selamat, dan masih di Pulau Panjang,” kata Suwondo, Kamis 26 Januari 2012.
Cuaca yang tak bersahabat memaksa Syahbandar Jepara meminta agar operasional KM Muria dihentikan sementara. Kapal Terigas-I dengan muatan 60 ton barang dan 15 penumpang dengan trayek Semarang-Jepara-Karimunjawa-Sintete (Kalimantan Barat) dan KM Kusuma pun demikian, harus berlabuh di Pelabuhan Pantai Kartini Jepara. Termasuk 1.197 perahu motor, 715 kapal motor, dan 67 perahu tanpa mesin. “Tinggi gelombang laut di Jepara mencapai 4 meter dengan kecepatan angin 18-20 knot,” kata Dwiyanto, Kepala Pelabuhan Kartini Jepara. “Ini situasional.”
Gelombang besar ternyata juga merusak perkampungan di Kelurahan Ujungwatu, Jepara. Talud sepanjang 70 meter ambrol, merendam sejumlah rumah. “Ini sudah sejak sepekan lalu,” kata Agus Mardiko, warga Ujungwatu. Menurut dia, dua kali talud itu diterjang gelombang laut dan ambrol. Terakhir, baru 10 hari diperbaiki, jebol lagi.
Gelombang besar juga menimpa Pati dan Rembang. “Ombak kali ini lebih tinggi dibanding dua pekan lalu. Kecepatan angin mencapai 20-25 knot,” kata Supraja, Asisten II Sekretaris Daerah Rembang. Kondisi angin itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jawa Tengah, diperkirakan berlangsung hingga 4-5 hari ke depan. “Ini harus diwaspadai warga,” kata Supraja.
BANDELAN AMARUDIN