TEMPO Interaktif, Ambon - Penduduk Kota Ambon, Maluku, terusik lagi. Penyebabnya, mobil trayek Batu Merah Dalam–Terminal Mardika dilempari batu hingga kacanya pecah. Pelemparan dilakukan di kawasan Belakang Soya, Ambon, Kamis pagi, 15 Desember 2011.
Setelah pelemparan, orang-orang berdiri di tepi jalan di kawasan Jalan Tulukabessy, Ambon, untuk memperingatkan setiap pengemudi agar tidak melintasi "kawasan Kristen". “Jang terus. Putar lewat Mardika sa (Jangan terus. Putar lewat Mardika saja),” kata seorang pemuda kepada sopir trayek Kampus IAIN–Terminal.
Pengendara motor maupun mobil balik haluan. Jalan tersebut jadi macet. Aparat TNI dan polisi sibuk mengatur arus lalu lintas. Warga muslim yang hendak ke pasar juga turun dari angkot dan memilih melanjutkan jalan kaki ke Pasar Mardika. Angkutan umum dari kawasan Kristen, yang biasanya masuk ke Terminal Mardika, tidak kelihatan. “Angkot dari wilayah Kristen tidak ada yang masuk terminal,” ujar Saharuddin, pedagang asongan di Terminal Mardika.
Pelemparan batu yang dialami angkot Batu Merah Dalam dipicu informasi meninggalnya Alfredo Petta, 21 tahun, seorang sopir angkot jurusan Kudamati–Terminal Mardika. Ia ditemukan tewas bersimbah darah di atas kendaraannya pada Rabu malam, 14 Desember 2011.
Berbagai spekulasi beredar setelah tewasnya Alfredo. Padahal, menurut Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ajun Komisaris Besar Suharwiyono, "Polisi belum dapat memastikan penyebab kematian korban."
Tapi seorang saksi mata menyebutkan Alfredo tewas dalam kecelakaan. Ia menuturkan, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, angkot jurusan Kudamati yang dikemudikan Alfredo melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Jalan Sultan Baabullah. Setelah melewati lampu pengatur lalu lintas, mobil menggilas tumpukan tanah, oleng, lalu menabrak Rumah Makan Ayah dan menyeruduk pintu dua ruko di sebelahnya.
Terdengar bunyi keras ketika angkot menabrak trotoar. Alfredo, dengan luka di leher, sempat dilarikan ke RSUD Haulussy, Kudamati, Ambon. Tapi dua jam kemudian, dia mengembuskan napas terakhirnya.
Vicky, rekan korban yang ada di atas angkot, langsung dibawa ke Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease di kawasan Parigilima, Ambon, untuk dimintai keterangan. “Polisi masih menyelidiki kasus itu,” tutur Suharwiyono.
MOCHTAR TOWE