TEMPO Interaktif, Jakarta - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia sebenarnya pihaknya, menjagokan Meli Darsa terpilih sebagai calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. "Dari hasil obrolan dengan para advokat, kami berharap pada Meli Darsa. Masyarakat tentunya kan juga ingin tahu, bagaimana kalau KPK dipimpin oleh seorang perempuan," kata Ketua YLBHI Patra Zain saat dihubungi Tempo, Jumat (27/8).
Alasan menjagokan Meli, menurut Patra, semata-mata karena aspek jender. "Dilihat dari aspek jender saja. Kalau KPK dipimpin perempuan, bukan tak mungkin dia akan lebih tegas dan memberi warna yang berbeda di KPK," tuturnya.
Patra sendiri menilai ketujuh calon tergolong baik dalam menjawab pertanyaan Panitia Seleksi saat tahap wawancara kemarin. "Saya kira jawaban mereka sama-sama oke. Cuma media saja yang kadang mengambil angle (sudut pandang berita) yang 'mantap-mantap' sehingga tampak ada saja kekurangan mereka. Tapi saya baca makalah-makalah mereka, bagus-bagus kok," ujarnya.
Hari ini, Panitia Seleksi mengumumkan Busyro Muqoddas dan Bambang Widjojanto sebagai dua calon pemimpin KPK. Pansel juga menyerahkan dua calon Ketua KPK terpilih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dua calon terpilih disaring dari tujuh nama, yakni Sutan Bagindo Fachmi, Meli Darsa, Chaerul Rasjid, Busyro Muqoddas, Jimly Asshidiqie, Bambang Widjojanto, dan I Wayan Sudirta.
Ketua YLBHI Patra Zain menilai, kans Busyro dan Bambang nantinya ditentukan oleh unsur politis. "Bisa dibilang, penilaian di Pansel kan hanya 30 persen. 70 persennya ada di tangan Dewan Perwakilan Rakyat. Kalau udah di sini, udah politis," ujarnya.
Isma Savitri