TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, merespons soal keinginan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia dengan membentuk presidential club atau klub kepresidenan.
Menurut Adi, pembentukan klub itu merupakan ide yang bagus dan keren. Ia pun melihat pembentukan klub kepresidenan memiliki dua tujuan.
“Pertama, Prabowo bisa berkomunikasi dan bisa menimba banyak pengalaman dari presiden sebelumnya. Kedua, menjaga ajang para mantan presiden dan presiden yang sedang berkuasa untuk saling bertukar fikiran dan informasi,” ujar Adi ketika dihubungi, Sabtu, 4 Mei 2024.
Namun, Adi mengklaim ada problem dalam rencana pembentukan klub tersebut, yakni hubungan personal para mantan-mantan presiden yang sepertinya punya jarak psikologis cukup serius. “Misalnya, Megawati dan SBY sejauh ini belum pernah terlihat. Apalagi Megawati dan Jokowi yang konflik politiknya baru mulai di pilpres 2024, (itu) sulit cari obatnya. Atau antara SBY dan Jokowi pun belum terlihat akrab sekali,” ujarnya.
Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya membicarakan keinginan Prabowo untuk rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia. Menurut Dahnil, pertemuan-pertemuan itu nantinya bisa disebut sebagai presidential club atau klub kepresidenan.
“Esensinya Pak Prabowo ingin para mantan presiden bisa tetap rutin bertemu dan berdiskusi tentang masalah-masalah strategis kebangsaan,” ujar Dahnil, Jumat, 3 Mei 2024.
Melalui pertemuan-pertemuan itu, kata Dahnil, Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan. Ia mengatakan semua presiden dan mantan presiden Indonesia yang masih ada bisa bergabung dalam presidential club itu. Adapun saat ini, Indonesia memiliki dua mantan presiden yang masih hidup.
Mereka adalah Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain itu, Joko Widodo atau Jokowi sebagai Presiden ke-7 yang sedang menjabat akan segera digantikan oleh Prabowo pada 20 Oktober 2024.
Dahnil mengklaim keinginan itu adalah harapan Prabowo agar para pemimpin bangsa bisa kompak dan rukun. “Guyub memikirkan dan bekerja untuk kepentingan rakyat banyak, terlepas dari perbedaan pandangan politik dan sikap politik,” ujarnya.
Meski begitu, Dahnil mengatakan presidential club bukanlah sebuah institusi. “Presidential club itu istilah saya saja,” kata dia.
SULTAN ABDURRAHMAN
Pilihan Editor: Prabowo Ingin Bentuk Presidential Club, Demokrat: Gagasan Politik Tingkat Tinggi