TEMPO Interaktif, Ciamis - Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ciamis kewalahan karena pasien warga miskin yang berobat ke rumah sakit itu terus bertambah. Sedangkan dana yang disiapkan untuk jaminan kesehatan warga miskin belum juga cair hingga sekarang. Hingga 22 Juni silam, jumlah biaya yang ditanggung rumah sakit untuk para pasien miskin itu mencapai Rp 1 miliar.
Kepala Bidang Pelayanan RSUD CIamis, Cucu Rubaah saat ditemui Jumat (23/7) membenarkan terus membengkaknya anggaran yang harus ditanggung pihak rumah sakit untuk pasien miskin. "Namun bagaimana lagi, pelayanankepada warga tetap berjalan meski uang yang dijanjikan belum juga cair," katanya.
Jumlah pasien miskin yang menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) menurut Cucu terus bertambah setiap bulannya. Rata-rata per bulan rumah sakit tak kurang menerima rujukan 463 pasien warga miskin. Hingga kini sedikitnya telah dilayani sebanyak 2.315 pasien miskin.
Menurutnya, jumlah anggaran yang digunakan rumah sakit untuk memback up pelayanan warga miskin per 22 Mei 2010 sudah mencapai 2.493.551.000, padahal anggaran yang baru masuk sekitar 1,5 miliar, rinciannya Rp 1 miliar dari APBD pertama yang sudah habis per Maret lalu kemudian bantuan provinsi Jawa Barat yang berasal dari sisa anggaran 2009 sebesar Rp 530 Juta. “Kurangi saja selisihnya, hampir Rp 1 miliar kami tanggung,”ujarnya.
Dari jumlah tersebut sebagian besar terserap untuk biaya obat serta biaya perawatan kesehatan seperti pengadaan alat-alat kesehatan berikut pengadaan makanannya bagi semua pasien warga miskin yang diirawat. Sehingga tak mengherankan hingga kini obat yang digunakan pun terpaksa meminjam persediaan obat Jamkesmas.
“Ya kita terpaksa menggunakan obat-obatan Jamkesmas dulu nanti diganti,” ujarnya. “Karena anggaran bagi SKTM hingga kini belum cair, sedangkan pemerintah minta agar pelayanan warga miskin tetap berlangsung,”.
JAYADI SUPRIADIN