TEMPO Interaktif, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya belum menetapkan fungsi penggunaan rumah peninggalan pahlawan nasional Wage Rudolf Supratman di jalan Mangga nomor 21 Tambaksari. “Yang penting kami amankan dulu aset pemerintah ini,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati, Selasa (4/8).
Menurut dia, sebagai langkah awal, pemerintah kota akan melakukan renovasi tanpa merubah sedikit pun struktur asli bangunan. Diantaranya adalah pengecatan pagar dan tembok, serta memperbaiki sejumlah bagian yang telah lapuk dimakan usia.
Kemungkinan besar, lanjut dia, rumah ini akan difungsikan sebagai museum karena sebagaian besar barang peninggalan sang pahlawan masih tersimpan di tempat ini. Diantara barang-barang itu adalah koleksi foto, buku, duplikat piano, dan radio kuno. “Ini milik (pemerintah) Nasional, jadi tidak akan kami ubah,” kata dia.
Wiwiek mengatakan melalui surat keputusan Walikota Surabaya, pemerintah kota telah menetapkan rumah yang dibangun pada tahun 1925 ini sebagai bangunan cagar budaya. Pada tahun 2005 silam, sejumlah perbaikan telah dilakukan oleh pemerintah sebagai upaya pelestarian. Namun dia mengakui, selama ini upaya itu belum cukup maksimal karena masih ditempati oleh orang lain.
Dia berharap dengan eksekusi pengosongan rumah pada hari ini, pemerintah dapat lebih fokus melakukan pelestarian melalui renovasi dan penggunaan rumah sebagai musem.
Wiwiek mengatakan, sepanjang tahun 2009 ini, pemerintah kota akan melakukan dua rumah peninggalan tokoh pahlawan nasional. Selain rumah WR. Supratman, pemerintah juga akan merenovasi rumah milik Soekarno, proklamator dan Presiden Indonesia pertama, di daerah Peneleh.
Rumah Wage Rudolf Supratman terletak di sebuah gang perkampungan yang sempit di jalan Mangga Tambaksari. Dengan gaya arsitektur kuno dan atap menjulan tinggi, rumah seluas 5 X 10 meter ini berada diantara himpitan rumah-rumah warga. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Surabaya mencatat, di rumah ini komponis dan pencipta lagu Indonesia Raya itu pernah tinggal dan menetap. Di rumah ini pula, WR. Supratman tercatat meninggal dunia.
ANANG ZAKARIA